Jakarta, Klikanggaran.com - Sebagian besar wilayah di Kota Bekasi mengalami kebanjiran, begitu pula dengan walikotanya, yang kebanjiran anggaran makanan dan minuman sebesar Rp 3,3 miliar.
Di tengah-tengah cemasnya warga Kota Bekasi akan bencana banjir, Pemkot Bekasi malah sibuk menganggarkan untuk makanan dan minuman Walikota, Wakil Walikota, dan Sekretaris Daerah (Sekda) sebesar Rp 3,3 Miliar. Proyek tersebut menggunakan APBD Kota Bekasi Tahun Anggaran 2020, yang kemudian dimenangkan oleh PT. Cakra Wredhi Pratama dengan anggaran terkoreksi sebesar Rp2.915.910.000,00, beralamat di Bambu Kuning, Kelurahan Bambu Apus, Jakarta Timur.
Atas kondisi tersebut Kaki Publik menilai, besarnya anggaran menggunakan uang rakyat untuk membeli makanan dan minuman jelas menyakiti hati warga Kota Bekasi yang masih menyisakan masalah akibat banjir pada awal tahun 2020. Sampai saat ini pun warga sedang cemas akan datangnya bencana banjir, karena minimnya tindakan Pemkot Bekasi dalam penanggulangan dan antisipasi bencana banjir yang mengancam.
Kaki Publik juga menilai bahwa kebijakan pengelolaan anggaran harusnya berpihak pada rakyat, bukan hanya untuk mengenyangkan perut pribadi penguasa daerah.
“Anehnya, DPRD Kota Bekasi diam saja, bahkan menyetujui besaran anggaran tersebut. Terlebih lagi Kota Bekasi menjadi wilayah rentan bencana banjir, seharusnya semua pejabat di Kota Bekasi memikirkan bagaimana pengelolaan anggaran harus dapat membenahi dan mengantisipasi bencana banjir di musim hujan seperti sekarang ini, bukan malah memikirkan perut sendiri,” sesal Wahyudin, Koordinator Investigasi Lembaga Kaki Publik, pada Klikanggaran.com di Jakarta, Selasa (18/02/2020).
Apalagi, sambung Wahyudin, melihat anggaran proyek untuk membeli bahan baku pasien yang hanya sebesar Rp 3,1 miliar, lebih kecil dibandingkan dengan biaya makanan dan minuman untuk Walikota, Wakil Walikota, dan Sekretaris Daerah.
“Apakah Walikota, Wakil Walikota, dan Sekretariat Daerah sedang sakit parah?” sindirnya.