Jakarta, Klikanggaran.com (27-02-2019) - Sungguh luar biasa Tim Nasional Indonesia pada malam tadi (26/02), keluar menjadi sang juara AFF U-22 2019. Timnas U-22 berhasil menggempur pertahanan Thailand yang kuat dengan kedudukan 2-1. Bagi masyarakat Indonesia, kemenangan ini tidak lain merupakan suatu kebahagian, karena besyukur Timnas U-22 kembali membawa nama harum dalam dunia persepakbolaan, khususnya AFF.
Namun, kebahagian ini menjadi terganggu ketika mendengar ada sebuah kerugian dengan total sebesar USD1,965,214.50, yang jika kita konversikan ke dalam rupiah adalah sebesar kurang lebih Rp 27,48 miliar. Kerugian ini terjadi pada sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Pertamina (persero). Hal tersebut terjadi karena diduga ada kelebihan pembayaran kepada Trafigura untuk pembelian Mogas 88 (impor premium) dengan Term H1 bulan Juni 2017.
Trafigura merupakan salah satu pemenang pengadaan Mogas 88 yang ditunjuk dan ditetapkan oleh panitia pelelangaan. Pengadaan Mogas 88 sendiri merupakan hasil optimasi hilir Pertamina pada periode Juni 2017, dan merupakan Master Program untuk bulan Juni 2017.
Selanjutnya, rencana impor premium (Mogas 88) ini diketahui adalah sebesar kurang lebih 5.898 MB (di mana vs nominasi sebanyak 5.700 MB) dengan closing stok selama 20,8 hari. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut, salah satu alokasi Mogas 88 adalah dari pengadaan term oleh Trafigura.
Untuk diketahui, bahwa pengadaan tersebut merupakan pengadaan yang dilaksanakan pada bulan November 2016, yang ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan Mogas 88 bulan Januari sampai dengan Juni 2017.
Dari dokumen yang dimiliki Klikanggaran.com diketahui, bahwa formula harga yang dibayarkan oleh Pertamina ke Trafigura tersebut ternyata malah menghasilkan harga satuan yang lebih mahal. Akibatnya, Pertamina harus menanggung kerugian atas kemahalan tersebut.
Hal tersebut menimbulkan rasa heran publik, entah mengapa Pertamina menggunakan acuan perhitungan yang lebih mahal ketimbang yang murah. Sehingga dengan harga pembayaran yang menjadi acauan PT Pertamina, tidak akan menunjukkan sikap hemat.
Atas hal ini publik pun akan merasa kecewa, sebab di tengah-tengah negara yang sering mengalami defisit ini, Pertamina seperti tidak mempertimbangkan efisiensi anggaran terhadap pengadaan Mogas 88 yang lebih mahal tersebut.
Terkait permasalahan di atas, Klikanggaran.com sudah menghubungi Corporate Secretary of PT Pertamina (Persero) untuk meminta klarifikasi. Tapi, sampai berita ini diturunkan belum ada respon dan jawaban.