Jakarta, Klikanggaran.com - Usai para fraksi di DPR memberikan pandangannya terhadap RAPBN 2017, giliran pemerintah, dalam hal ini Menteri Keuangan, Sri Mulyani, memberikan jawaban kegelisahan dari pandangan fraksi-fraksi di DPR. Jawaban atas kegelisahan dan permintaan semangat Sri Mulyani diungkapkan pada Rapat Paripurna DPR di Komplek Parlemen Senayan Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Jawaban Sri Mulyani tentu optimistis dan mengajak seluruh legislator untuk dapat bekerjasama dengan pemerintah, bahu membahu mengatasi defisit anggaran. Belum lagi defisit anggaran pada tahun 2015 yang menurut data Kemenkeu butuh Rp. 323.1 Triliun untuk menutupi defisit anggaran.
"Pemerintah sependapat bahwa target pertumbuhan ekonomi tahun 2017 harus dapat menunjukkan sisi optimisme, namun di sisi lain juga harus berlandaskan pada perhitungan yang realistis demi menjaga kredibilitas fiskal," ungkap Sri Mulyani.
Sri Mulyani tetap optimistis dengan apa yang telah pemerintah rencanakan untuk mengurangi defisit anggaran. Menurutnya, pemerintah juga sudah melakukan perbaikan di sektor perizinan usaha untuk memperbaiki iklim investasi dan iklim usaha di Indonesia. Sri Mulyani mencontohkan, sudah banyak peraturan yang dipermudah untuk melakukan investasi di Indonesia, sehingga menurutnya target pertumbuhan ekonomi akan lebih baik.
"Target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3% pada RAPBN 2017, selain dirancang agar semakin realistis dan berkualitas, sekaligus juga akan diupayakan lebih bersifat inklusif, sehingga mampu menciptakan lebih banyak kesempatan kerja baru dan mengurangi kemiskinan," ujar Sri Mulyani.
Tidak hanya membicarakan pertumbuhan ekonomi, Sri Mulyani juga percaya pada program pemerintah untuk mengurangi angka kemiskinan pada kisaran 9.5-10%. Almunus Universitas Indonesia tersebut juga meyakini program-program penyediaan layanan dasar publik, perluasan cakupan kepesertaan Program Jaminan Sosial dan Program Keluarga Harapan (PKH), serta penyempurnaan mekanisme penyaluran subsidi pangan, akan mengurangi angka kemiskinan.