anggaran

Pengadaan Meubelair di Kemenag Jadi Proyek Basah, Benarkah?

Senin, 18 Maret 2019 | 10:55 WIB
Pengadaan Meubelair






Jakarta, Klikanggaran.com (18-03-2019) - Proyek Pengadaan Meubelair yang dilaksanakan oleh pejabat Kementerian Agama (Kemenag), diduga kuat menjadi lahan basah dan merugikan keuangan negara. Center for Budget Analysis (CBA) menemukan trend mengkhawatirkan yang terjadi di tubuh Kemenag. Di mana setiap akhir tahun terdapat belanja barang meubelair dan setelah didalami, proyek-proyek tersebut ternyata bermasalah. Berikut contoh daftar proyek pengadaan meubelair Kemenag bermasalah yang terjadi di akhir tahun 2016, disampaikan oleh Jajang Nurjaman, Koordinator Investigasi CBA, Rabu (13/03/2019).





Pertama, Pekerjaan Pengadaan Meubelair untuk Gedung Dosen IAIN Jember yang dikerjakan oleh CV Tata Dimensi dengan nilai kontrak sebesar Rp 220 juta. Permasalahan yang ditemukan, terdapat beberapa item barang yang tidak dikerjakan oleh CV Tata Dimensi. Meskipun begitu, Kemenag tetap membayar penuh. Item yang dimaksud berupa meja untuk dekan, pemadam api, kursi, meja rapat, kursi putar, serta kursi diskusi.





Begitupun dengan pengadaan meubelair untuk Gedung Kuliah di kampus IAIN Jember dengan nilai proyek sebesar Rp 1,9 miliar, dikerjakan oleh CV Rindang Khatulistiwa. Dalam proyek ini masih ditemukan kasus yang sama, yakni kekurangan barang. Namun, pihak Kemenag tetap membayar penuh kepada CV Rindang Khatulistiwa.





Kedua, ada juga pengadaan meubelair di Asrama Haji Palangkaraya senilai Rp 1,1 miliar yang juga bermasalah. Persoalan yang ditemukan, meja resepsionis serta back drop resepsionis yang dipasang oleh pemenang proyek yakni CV El Pratama Mandiri tidak sesuai dengan perjanjian kontrak alias kekurangan volume.





Ketiga pengadaan meubelair di embarkasi haji Banjarmasin. Proyek ini dimenangkan oleh CV Chaya Borneo dengan nilai kontrak sebesar Rp 2,2 miliar. Dalam proyek ini ditemukan harga barang yang tidak sesuai standar pasar berupa televisi dan safety box.





Terakhir, Pengadaan Meubelair di gedung asrama haji Gorontalo yang dikerjakan oleh CB Seven Golden Brick senilai Rp 2,4 miliar. Permasalahan yang ditemukan dalam proyek ini berupa kekurangan volume barang berupa sofa hotel. Di mana dalam perjanjian kontrak harusnya ada 6 set, namun yang ada hanya 3 set.





Berdasarkan daftar di atas, Center for Budget Anlayis menduga kuat proyek pengadaan meubelair di Kemenag banyak dimainkan oleh oknum-oknum pejabat Kemenag.


Halaman:

Tags

Terkini