KLIKANGGARAN -- Hallo klikers, apa kabar semuanya? Semoga kalian dalam keadaan yang baik-baik saja yah. Sudahkah kalian mencintai alam dan menyayangi sesama manusia? Jika belum, kali ini kita akan belajar mencintai alam dan kasih sayang sesama manusia melalui novel Seraddu Pantai.
Klikers sudah tahu belum nih novel Serdadu Pantai? Novel Serdadu Pantai ditulis oleh Laode Insan dan terbit di Jakarta tahun 2019.
Novel ini dipersembahkan untuk orang yang spesial dalam hidup si pengarang, yaitu orangtuanya H. Laode Zaadi (alm) dan Hj. Waode Asnah.
Novel ini menceritakan 4 sahabat yaitu Dayan, Surman, Odi dan Poci yang tinggal dipesisir pantai kampung Laopo, Pulau Buton.
Mereka mempunyai visi yang sama yaitu melakukan tradisi turun temurun dan menjaga kelestarian laut. Tradisi turun temurun dan menjaga kelestarian laut merupakan hal yang sangat terpuji.
Karena apabila tradisi turun temurun itu tidak dilakukan maka tradisi tersebut akan dilupakan oleh generasi selanjutnya. Sama halnya dengan menjaga kelestarian laut, kalau bukan kesadaran kita sebagai manusia siapa lagi yang akan menjaganya?
Baca Juga: Dari Sosialisasi Sensus Pertanian di Luwu Utara: Orang Bijak Bicara Data
Banyak tradisi yang masih dijaga keasriannya, antara lain yaitu Tradisi Haroa atau tradisi untuk menjalin silaturahmi. Tradisi Haroa ini biasanya dilakukan untuk menyambut hari-hari besar keagamaan, seperti idul fitri, idul adha, acara maulid atau syukuran. Tradisi Haroa ini adalah acara doa bersama.
Klikers yang rumahnya didekat laut, apa kalian tau bagaimana caranya untuk melestarikan laut? Ada beberapa cara untuk melestarikan laut, diantaranya:
Mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai.
Tidak membuang sampah kelaut atau tidak membuang sampah sembarangan.
Hemat energi dan hemat air
Melakukan reboisasi pantai dengan tanaman pantai
Ayo kita sama-sama menjaga tradisi didaerah kita masing-masing dan menjaga kelestarian laut, kita saling bergotong royong agar hubungan kekeluargaan kita sebagai manusia semakin kuat.