Eksplorasi Emosional dalam "172 Day" oleh Nadzira Shafa: Perspektif Ferdinand de Saussure

photo author
- Selasa, 9 Juli 2024 | 13:48 WIB
Ilustrasi (dok)
Ilustrasi (dok)

 

KLIKANGGARAN -- Novel "172 Day" oleh Nadzira Shafa mengisahkan perjalanan emosional seorang wanita selama 172 hari yang penuh dengan konflik dan tantangan, membawanya pada pemahaman yang mendalam tentang arti hidup dan transformasi pribadi.

Dalam memahami kekuatan naratif dan kedalaman emosi yang terkandung dalam novel "172 Day" karya Nadzira Shafa, kita dapat melihatnya melalui lensa teori Ferdinand de Saussure tentang strukturisme linguistik.

Teori ini tidak hanya membantu kita dalam menganalisis hubungan antara bahasa dan makna, tetapi juga relevan untuk menggali kompleksitas karakter dan konflik dalam karya sastra modern seperti "172 Day".

Ferdinand de Saussure adalah seorang ahli bahasa yang terkenal karena memperkenalkan konsep strukturisme linguistik, yang mengajukan bahwa bahasa adalah sistem tanda-tanda yang diatur oleh hubungan-hubungan internalnya sendiri.

Dalam konteks novel, gagasan ini dapat diterapkan untuk memahami bagaimana Nadzira Shafa mengonstruksi narasi yang kompleks dan berlapis-lapis, serta bagaimana karakter-karakternya berinteraksi dalam alur cerita yang penuh dengan makna dan konflik.

Saussure menekankan pentingnya hubungan antara tanda (simbol) dan makna yang diwakilinya. Dalam "172 Day", simbolisme digunakan secara luas untuk memperkaya pengalaman membaca.

Misalnya, objek atau situasi tertentu dapat berfungsi sebagai simbol yang melambangkan keadaan emosional atau perkembangan karakter.

Pemahaman tentang simbolisme ini memungkinkan pembaca untuk lebih mendalami pesan-pesan tersembunyi dalam novel.

Saussure mengajukan bahwa bahasa memiliki struktur yang terorganisir dan keterkaitan antara elemen-elemennya.

Dalam "172 Day", struktur naratif yang disusun dengan cermat memainkan peran penting dalam menghubungkan pengalaman emosional tokoh utama dengan peristiwa-peristiwa kunci dalam cerita.

Hal itu menciptakan jalinan yang padu antara bagian-bagian dari novel tersebut, memberikan kesan kesatuan yang kuat.

Teori Saussure juga membantu kita memahami dinamika konflik dan resolusi dalam novel ini.

Konflik internal dan eksternal antara karakter-karakter utama tidak hanya sebagai sumber ketegangan dalam plot, tetapi juga sebagai cerminan dari struktur kompleks hubungan manusiawi.

Penyelesaian dari konflik-konflik ini membawa pengalaman transformasi yang mendalam bagi tokoh-tokoh tersebut, menurutkan kedalaman dan kebermaknaan pada cerita.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Sumber: Resensi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X