Meskipun teori Saussure memberikan landasan yang kuat untuk menganalisis novel, kritik terhadap pendekatannya yang bersifat strukturalis dan fokus pada bahasa tertulis telah mendorong pengembangan teori semiotika yang lebih inklusif dan mendalam.
Penggunaan teori semiotika dalam analisis sastra modern sering kali melibatkan pendekatan yang lebih luas, termasuk konteks budaya, historis, dan sosial.
Dengan menerapkan teori semiotika Ferdinand de Saussure, kita dapat lebih memahami kompleksitas naratif dan konstruksi makna dalam novel "Rembulan Tenggelam di Wajahmu" karya Tere Liye.
Melalui analisis tanda (sign) yang terbentuk oleh penanda (signifier) dan yang dilambangkan (signified), pembaca dapat mengeksplorasi berbagai lapisan makna yang tersirat dalam karya sastra ini, serta bagaimana bahasa dan tanda-tanda membentuk pengalaman estetis dan pemahaman pembaca terhadap cerita yang dipaparkan.
Artikel ini ditulis oleh Enden Muhammad Mamduh, mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Pamulang)
DISCLAIMER: Isi artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis; isi artikel ini juga tidak mencerminkan sikap dan kebijakan redaksi klikanggaran.com.
Artikel Terkait
Mengungkap Makna Tersembunyi dalam Novel “Ramal yang Dulu Kita Bawa Pergi” Karya Suci Berliana dengan Teori Semiotika Sastra
Analisis Hubungan Penanda dan Petanda dengan Teori Ferdinand de Saussure dalam Cerpen 'Robohnya Surau Kami Karya' Karya A.A. Navis
Tanda dan Makna dalam 'Laskar Pelangi' Karangan Andrea Hinata: Tanda Indeks pada Tokoh
Memahami Ekspresi Emosional dalam Novel "Perahu Kertas" Karya Dee Lestari: Pendekatan Ekspresif dan Pendapat Para Ahlinya
Analisis Novel 'Santri Pilihan Bunda' karya Salsyabila Falensia Menggunakan Pendekatan Ekspresif: Penyulapan Novel Best Seller