Dalam pernyataannya, Ferry menegaskan tiga fokus utama: kesejahteraan pekerja, peningkatan kompetensi tenaga kerja, dan penciptaan lapangan kerja.
“Saya meyakini dengan kerja keras, kolaborasi, dan komitmen bersama, kita mampu membangun ekosistem ketenagakerjaan yang berkeadilan, produktif, dan berdaya saing global,” ungkapnya.
Ia menutup pernyataan dengan nada optimistis. “Bismillah, mari kita tuntaskan amanah ini demi masa depan tenaga kerja dan Indonesia yang lebih sejahtera,” imbuhnya.
Skandal Ebenezer yang Masih Membayangi
Meski kursi Wamenaker sudah berganti, bayang-bayang skandal Immanuel Ebenezer masih kuat melekat di publik.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi pernah menegaskan pencopotan Ebenezer dilakukan usai penetapan KPK sebagai tersangka pada 22 Agustus 2025.
“Baru saja untuk menindaklanjuti hal tersebut (penetapan tersangka), Bapak Presiden telah menandatangani keputusan presiden tentang pemberhentian Saudara Immanuel Ebenezer dari jabatannya sebagai Wamenaker,” tutur Prasetyo.
Ketua KPK Setyo Budiyanto menambahkan, “Artinya proses yang dilakukan oleh para tersangka ini bisa dikatakan sepengetahuan oleh Immanuel Ebenezer.”
Tangis Ebenezer di Depan Publik
Pasca ditetapkan tersangka, Ebenezer tampil dengan rompi oranye KPK dan tangan terborgol. Ia sempat menangis sambil berkata, “Saya meminta maaf kepada rakyat.”
Meski demikian, ia menolak disebut terjaring OTT. “Kasus saya bukan kasus pemerasan, agar tidak menjadi narasi kotor yang memberatkan saya,” klaimnya.
Bahkan, ia berharap ada jalan keluar hukum dari Presiden. “Semoga saya mendapatkan amnesti dari Presiden Prabowo,” ujar Ebenezer.
Kini, publik menunggu sejauh mana Ferry mampu menebus janji-janji besarnya, sekaligus memulihkan citra Kemenaker yang sempat tercoreng akibat skandal tersebut.**