“Rapat harian Syuriyah itu tidak bisa memberhentikan siapapun, tidak ada wewenang untuk memberhentikan siapapun. Nggak ada wewenangnya,” ucapnya.
“Menghentikan fungsionaris lembaga saja enggak bisa, apalagi Ketua Umum,” imbuhnya.
Menurutnya, rapat tersebut bahkan tidak membuka ruang klarifikasi sebelum memutuskan sanksi.
“Kemudian langsung menetapkan keputusan yang berupa hukuman, ini jelas tidak dapat diterima,” tuturnya.
Respons atas Tuduhan Terkait Zionisme
Beberapa hari sebelumnya, Gus Yahya juga menanggapi isu keterkaitannya dengan Zionis Israel sebagaimana tercantum dalam risalah rapat. Ia menyebut isu itu hanya pengulangan dari cerita lama yang sudah pernah ia jelaskan.
“Saya itu tahun 2018 sudah pernah pergi ke Israel, saya bertemu Netanyahu (Perdana Menteri Israel), Presiden Israel,” jelasnya di Surabaya, Sabtu, 23 November 2025.
“Saya bertemu juga dengan berbagai elemen di sana di dalam berbagai forum tahun 2018,” lanjutnya.
Bantah Dukung Israel, Tegaskan Belanya kepada Palestina
Gus Yahya menyatakan kisah lawatan ke Yerusalem pernah ia buka secara transparan ketika mengikuti Muktamar 2021.
“Pada tahun 2021 Muktamar (NU), cabang-cabang dan PWNU milih saya. Mereka sudah tahu saya sudah pernah ke Israel, saya bertemu Netanyahu, mereka memilih saya,” ungkapnya.
Ia menegaskan, kunjungannya pada 2018 justru untuk menyampaikan dukungan penuh terhadap Palestina.
“Oh saya terang-terangan dan tegas di berbagai forum di Yerusalem bahkan di depan Netanyahu bahwa saya datang ke sini demi Palestina,” ucapnya.
“Itu saya nyatakan di semua kesempatan dan saya nggak akan pernah berhenti dengan posisi itu apapun yang terjadi,” tegasnya.**
Artikel Terkait
Gus Yahya Serukan Ketenteraman, PBNU dan 16 Ormas Islam Nyatakan Dukung Pemerintahan Presiden Prabowo
Kontroversi Memanas di PBNU: Gus Yahya Tegaskan Rapat Harian Syuriyah Tak Sah, Risalah Pemakzulan Tetap Jadi Sorotan
Inilah Sejumlah Alasan PBNU Pecat Gus Yahya: Rais Aam Ambil Alih, Syuriyah Soroti Skandal Zionis!