Jerman Frustrasi Bernegosiasi Gas dengan Tiga Negara Tetangganya

KLIKANGGARAN -- Tiga negara yang menjadi tetangga Jerman, yaitu Belgia, Luksemburg, dan Polandia dikabarkan telah menolak terlibat kesepakatan solidaritas gas.

Keengganan ketiga negara tersebut akan memperburuk krisis gas di Jerman, kata Menteri ekonomi Jerman, Robert Habeck.

Menteri Ekonomi Jerman itu telah memperingatkan kondisi yang bakal dialami dalam sebuah laporan kepada anggota parlemen yang dilihat oleh Bloomberg.

Lansir RT.com, makalah dilaporkan mengasumsikan bahwa keengganan dapat memperburuk krisis gas di Jerman “karena blok bangunan substansial ketahanan krisis gas UE dalam bentuk perjanjian bilateral tidak akan tersedia."

Baca Juga: Bimbel Nurul Fikri Menyambut Baik Kebijakan Baru Kemendikbudristek tentang Seleksi Masuk PTN

Makalah itu dipresentasikan kepada komite energi dan iklim Bundestag pada Rabu malam.

Pakta pembagian gas antara negara-negara anggota adalah bagian dari mekanisme UE yang lebih besar untuk situasi darurat energi.

Mereka menjamin bahwa satu negara akan memasok yang lain jika mereka tidak memiliki cukup gas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan layanan sosial, yang menikmati perlindungan khusus di bawah hukum Uni Eropa.

Menurut Habeck, alasan utama negara-negara tersebut menolak perjanjian bilateral dengan Berlin adalah karena mereka tidak ingin berada di jalur untuk memberikan kompensasi kepada pemasok mereka jika gas dialihkan ke Jerman.

Baca Juga: Kenapa Ners Trending di Twitter setelah Perdebatan tentang Kompres dengan Eriska? Tuai Pujian Warganet!

Menteri ekonomi juga menyoroti bahwa Jerman sedang dalam pembicaraan dengan Italia dan Republik Ceko.

Perjanjian dengan Italia akan menjadi kesepakatan trilateral yang melibatkan Swiss karena gas akan perlu transit negara itu ke Jerman.

Diskusi dengan Roma ditunda sampai setelah pemilihan akhir bulan ini, Habeck mencatat.

Republik Ceko akan bersedia menandatangani perjanjian seperti itu, tetapi hanya jika ada batasan kompensasi pemerintah untuk pemasok.