Secara khusus, Amnesty International mengatakan menemukan bukti aktivitas militer saat ini atau sebelumnya di 22 dari 29 sekolah yang dikunjungi di Ukraina antara April dan Juli.
Dikatakan bahwa penggunaan militer Ukraina yang melanggar hukum atas objek sipil tidak “dengan cara apa pun membenarkan serangan Rusia tanpa pandang bulu,” meskipun.
Baca Juga: Sandiaga: Pariwisata Ekonomi Kreatif Akan Ciptakan 4,4 Juta Lapangan Kerja pada 2024
Menurut Amnesty International tersebut, pasukan Ukraina tidak hadir di beberapa daerah pemukiman yang dinilai telah menjadi sasaran serangan Rusia.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba mengatakan bahwa tujuan Amnesty International adalah untuk menciptakan “keseimbangan yang salah antara penjahat dan korbannya.”
Moskow menanggapi laporan tersebut dengan mengatakan telah berulang kali menyatakan bahwa pasukan Ukraina menggunakan warga sipil sebagai "perisai manusia" dan temuan Amnesty International hanya mengkonfirmasi hal itu.***
DISCLAIMER: Artikel ini telah tayang dalam bahasa Inggris di Russia Today dengan judul "Amnesty fully ‘stands by’ report on Ukraine".
Artikel Terkait
Presiden Jokowi Bertemu Putin dan Sampaikan Pesan dari Ukraina, Bagaimana Respons Putin?
Ukraina Tuduh AFP Terbius Propaganda Rusia!
Menteri Pertahanan Rusia: Senjata Kiriman Barat untuk Ukraina, malahan Dijual di Pasar Gelap
Boris Johnson Mengundurkan Diri, Zelensky: Semua Orang Ukraina Bersedih
Rusia Mengeklaim Hancurkan HIMARS, Ukraina: HOAKS Tuh!
Kesepakatan Bijian-Bijian Ditandatangani Rusia, Ukraina, dan Turki di Istanbul
Negara-Negara Baltik Bernafsu Membeli Sistem HIMARS AS yang Dipakai di Ukraina
Ukraina Meminta Gas kepada AS secara Gratis padahal Harga Gas AS di Eropa Lebih Mahal dari Rusia