21 Tersangka Teroris Ditangkap Densus 88 Antiteror Polri, 5 Tersangka Berperan Sebarkan Propaganda Terorisme

KLIKANGGARAN – 21 tersangka teroris ditangkap Tim Densus 88 Antiteror Polri dalam rentang waktu 9-25 Maret 2022.

21 tersangka teroris yang ditangkap Tim Densus 88 Antiteror Polri itu tersebar di Sumatara Barat sebanyak 16 orang, Lampung, Tangerang Selatan Banten, Jakarta, dan Kendal Jawa Tengah sebanyak 5 tersangka teroris.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan menjelaskan, 16 tersangka teroris yang ditangkap di Sumatera Barat ditangkap di Kabupaten Tanah Datar sebanyak 4 orang dan di Dharmasraya sebanyak 12 tersangka.

"Densus 88 melakukan penangkapan terhadap 16 tersangka teroris di wilayah Sumatera Barat," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Sabtu (26/3/2022) seperti dikutip dari PMJ News.

Baca Juga: Sinopsis Serial “Pachinko” Episode 01: Sunja Kehilangan Ayahnya

Brigjen Pol Ahmad Ramadhan belum bersedia memberikan penjelasan lebih lanjut tentang jaringan dari 16 tersangka teroris yang berhasil ditangkap. Menurutnya, tim Densus 88 antiteror Polri masih melakukan pendalaman lebih jauh.

"Jaringannya belum terinformasi," tukasnya.

Sehari sebelumnya atau Kamis (24/3/2022) Densus 88 Antiteror Polri mengumumkan telah menangkap lima tersangka teroris di Tangerang Selatan Banten hingga Kendal Jawa Tengah.

Baca Juga: Mengintip Penghasilan Dea OnlyFans dari Konten 'Foto Hot' dirinya, Besarnya Mengejutkan!!

Mereka yang ditangkap tersebut diduga yang menyebar propaganda untuk ISIS melalui media sosial. Polri mengungkap, para tersangka diduga terhubung langsung dengan ISIS di Timur Tengah.

"Tim media sosial ini terhubung dengan bagian propaganda ISIS di Timur Tengah," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan dalam keterangannya, Kamis (24/3/2022).

Baca Juga: Ternyata Koreografer dalam Video Klip K-Pop yang Mendunia adalah Penari Jepang Berusia 20 Tahun. Siapa Dia?

Ahmad menjelaskan, para tersangka diduga aktif menerima bahan propaganda dari ISIS. Para tersangka ditugaskan menerjemahkan bahan tersebut ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sebelum disebarkan melalui medsos.

"Aktif menerima bahan-bahan dan kemudian menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dan disebarkan di medsos di Indonesia," tuturnya.