Keempat, Presiden meminta kepada para gubernur untuk menyesuaikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan situasi yang terjadi saat ini.
Baca Juga: Pengaturan Jarak Penumpang di MRT Besok Dicabut, Seluruh Tempat Duduk MRT Bisa Ditempati Penumpang
“Dalam penganggaran di APBD Bapak/Ibu ubah semuanya tidak seperti pada waktu yang normal dulu, jangan business as usual APBD harus bisa kita create disesuaikan, kuncinya cuma satu kecepatan kita untuk menyesuaikan,” jelas Presiden.
Kelima, Presiden juga menjelaskan kepada para gubernur terkait pemindahan Ibu Kota Negara ke Nusantara.
“Bukan berarti kita ingin meninggalkan DKI, jangan ada yang mengartikan itu, karena negara kita ini besar sekali 17 ribu pulau, PDB ekonomi 58 persen ada di Jawa, saat ini magnetnya ada di DKI Jakarta. 56 persen populasi ada di Jawa, sehingga terjadi ketimpangan ekonomi, ketimpangan infrastruktur,” ungkap Presiden.
Baca Juga: Kritik Al-Qur'an terhadap Kristen dan Yahudi: Jawaban dan Bantahan untuk Sdr. Muhammad Nuruddin
Presiden menginginkan dengan dibangunnya Ibu Kota Nusantara, Indonesia memiliki kota dengan standar internasional yang memilki fasilitas-fasilitas berstandar internasional pula.
“Kita ingin memiliki kota yang internasional, RS internasional, perguruan tinggi internasional, sebelumnya tidak boleh, karena omnibus law sekarang boleh, bapak ibu gubernur kalau mau tarik investasi dari luar boleh, silakan,” ucap Presiden.**
Artikel Terkait
Siapakah Bambang Susantono yang Dilantik Presiden Jokowi untuk Jadi Kepala Otorita IKN? Ini Profil Singkatnya
Presiden Joko Widodo Minta Penerbitan dan Pengalihan Hak atas Tanah di Wilayah IKN Nusantara Dihentikan
Presiden Joko Widodo Bermalam di Kawasan Titik Nol IKN Nusantara
Apa Makna Tanah dan Air yang Dibawa para Gubernur ke IKN Nusantara, Inilah Penjelasan Menko Polhukam
Inilah Agenda Presiden Joko Widodo selama Berada di IKN Nusantara, Salah Satunya Menginap di IKN Nusantara