Kabar Baik untuk Pekerja Migran Indonesia, Malaysia Butuh 10.000 Pekerja Rumah Tangga dari Indonesia

photo author
- Rabu, 26 Januari 2022 | 10:23 WIB
Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia M Saravanan bertemu  dengan Menteri Tenaga Kerja Indonesia Ida Fauziyah  (Senin, 24/1/2022) (nakeronline/humas kemnaker)
Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia M Saravanan bertemu dengan Menteri Tenaga Kerja Indonesia Ida Fauziyah (Senin, 24/1/2022) (nakeronline/humas kemnaker)

KLIKANGGARAN-- Malayasia dan Indonesia telah mendatangani kesepakatan MoU untuk mendatangkan 10.000 pekerja rumah tangga dari Indonesia.

Dibutuhkannya 10.000 pekerja rumah tangga langsung diungkapkan oleh Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia M Saravanan seusai pertemuannya dengan Menteri Tenaga Kerja Indonesia Ida Fauziyah.

"MoU tentang Rekrutmen dan Penempatan Pekerja Rumah Tangga akan ditandatangani antara Malaysia dan Indonesia di Bali pada 7 dan 8 Februari 2022," kata Saravan yang tertuang dalam penyataan yang dikirim ke Kuala Lumpur.

Pengumuman Dibutuhkannya 10.000 pekerja rumah tangga dari Indonesia ke Malaysia menjadi perkembangan baru setelah 4 bulan terakhir ini terjadi pemberhentian tenaga kerja Indonesia ke Malaysia, termasuk asisten rumah tangga hingga Desember 2021 lalu.

Baca Juga: Dua Santriwati di Banyumas Ngaku Diculik dan Diperkosa. Polisi Ungkap Kebohongannya. Alasannya Mengejutkan!

Kebijakan One Maid One House, yaitu sistem satu platform dan gaji minimum untuk pekerja rumah tangga sudah disepakati.

"Kebijakan One Maid One Task akan diganti dengan aturan One Maid One House, di mana seorang PRT akan ditempatkan di sebuah rumah tangga yang tidak lebih dari enam orang di dalamnya," kata Savana.

Dengan kebijakan ini Kedua belah pihak juga telah sepakat untuk menggunakan sistem satu pintu sebagai jalur tunggal untuk menerima pekerja rumah tangga ke dalam negeri Malaysia.

Baca Juga: Apa Kata Ridwan Kamil tentang Pemindahan IKN dan Ucapan Edy Mulyadi tentang Kalimantan Tempat Jin Buang Anak

Masalah terkait biaya rekrutmen akan ditinjau setiap enam bulan untuk memastikan sesuai dengan perkembangan saat ini, Savana mengatakan akan dipertimbangkan dengan biaya penerbangan saat ini.

Savana menambahkan, perlu mengevaluasi lanjut efektivitas implementasi MoU serta memperbaiki kekurangan yang mungkin muncul.

Selain dengan Indonesia, Malaysia juga sudah menandatangani perekrutan tenaga kerja dengan Bangladesh.

Baca Juga: Kasus Edi Mulyadi Hina Warga Kalimantan, Inilah Sikap Wakl Ketua I DPRD Kaltim, Hukum Jalan Terus

Namun berdasarkan informasi yang ada perusahaan sawit di Sabah hanya menginginkan tenaga kerja dari Indonesia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: antaranews.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X