KLIKANGGARAN--Pasukan Ukraina semakin melancarkan serangan di Donbass yang dilanda perang, mencoba menggunakan senjata Barat untuk membawa dua republik separatis yang memisahkan diri dengan kekuatan militer, kecam Moskow, dilansir RT dengan artikel "NATO supplying Ukraine with banned weaponry, Russia alleges".
Berbicara kepada wartawan pada hari Kamis, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan bahwa situasi di Ukraina memprihatinkan.
“Pemimpin panas di rezim Kiev, tampaknya dengan perasaan impunitas penuh, mendukung solusi militer untuk krisis internal Ukraina ini,” katanya, dengan alasan bahwa konflik digunakan untuk mengalihkan perhatian dari krisis politik domestik negara itu.
“Situasi di zona konflik meningkat. Semakin banyak informasi yang muncul tentang penggunaan senjata yang dilarang oleh perjanjian Minsk, yang dipasok ke Ukraina oleh negara-negara NATO," ujar Zakharova.
Baca Juga: Seorang Pamen Polisi Dikeroyok Massa Pemuda Pancasila, Kapolres Metro Jakarta Pusat: Saya Miris
Dia menambahkan bahwa pengamat internasional yang dikirim atas nama Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa telah mencatat peningkatan tindakan ofensif dari pasukan Kiev di beberapa bagian wilayah tersebut.
Ketegangan di timur Ukraina telah meningkat tajam dalam beberapa pekan terakhir, dengan kepala direktorat intelijen militer Ukraina, Kirill Budanov, mengungkapkan bahwa negara itu telah menguji coba dan mengerahkan rudal anti-tank Javelin buatan AS.
Menanggapi berita tersebut, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa “dalam beberapa pekan terakhir, kami telah melihat aliran kesadaran dari kepemimpinan Ukraina – terutama ketika menyangkut militer – yang sangat meradang dan berbahaya.”
Baca Juga: Kejari Lubuklinggau Periksa Tiga Mantan Sekretaris Bawaslu Muratara Terkait Dana Hibah
Awal bulan ini, duta besar Rusia untuk AS memperingatkan Washington bahwa memberikan senjata mematikan ke Ukraina dapat menghancurkan harapan untuk perdamaian di Donbass.
Dalam sebuah pernyataan, Anatoly Antonov mengatakan bahwa “rencana untuk memasok senjata ke rezim di Kiev hanya akan memperburuk situasi di tenggara Ukraina. Kami percaya bahwa kesempatan lain untuk mendorong Kiev menghentikan perang telah terlewatkan."
Pasukan Kiev telah memerangi pasukan yang setia kepada Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk yang memproklamirkan diri sejak kedua wilayah mendeklarasikan otonomi mereka setelah Maidan 2014.
Baca Juga: PT Timah dan KLHK Digeruduk Pendemo yang Menuntut Amdal PT Timah Dievaluasi Ulang
Di bawah Presiden Volodymyr Zelensky, pemerintah Ukraina telah menolak seruan Rusia untuk bernegosiasi langsung dengan separatis, menuduh Moskow berada di balik konflik sipil.***
Artikel Terkait
Kamus Bahasa Prancis Terkemuka, Le Petit Robert, Memasukan Kata Ganti Orang yang Nonbiner
Amerika Serikat Ketar-Ketir Menghadapi Drone Tempur Iran?
Media AS Mengklaim Rusia Berpotensi Akan Menyerang Ukraina ketika Cuaca Makin Dingin
Lembaga Riset Non-Profit AS Membantah Tuduhan Membawa Kerabat Terdekat Virus Covid 19 dari Laos ke Wuhan
Polandia Mengancam Tutup Perbatasan dengan Belarusia
Mengapa Pemerintah China Mendenda Tiga Raksasa Perusahaan Teknologi sebesar $3,4 juta
Sebuah Bus Terbakar sehingga Menewaskan 45 Orang di Bulgaria
WHO Memperingatkan Munculnya Rasa Aman Palsu pada Orang-orang yang Sudah Divaksinasi
Berita Palsu tentang Kesepakatan Ganja antara Australia dan Taliban menjadi Headline secara Global, Kok Bisa?
Varian Covid-19 Terbaru yang 'Lebih Buruk daripada Delta' Ditemukan di 3 Negara