KLIKANGGARAN -- Siapa Dokter SU terduga teroris yg ditembak mati oleh Densus 88?
Dokter SU, diketahui dari gambar identitas yang tersebar di dunia media sosial bernama Sunardi, lahir di Sukoharjo pada 10 Mei 1968.
Dokter SU tinggal di Darmosari Rt. 001 Rw. 007 Desa Gayam Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah.
Dokter SU diketahui beragama Islam dan berprofesi sebagai Dikter.
Golongan darah dari Dokter SU adalah AB.
Baca Juga: Mengingat Kembali Sejarah Surat Perintah 11 Maret 'Supersemar', Berikut Kisahnya
Akun Twitter @gagal_hijrah mencoba mengungkap siapa sebenarnya Dokter SU.
Coba kita simak apa yang dikatakan oleh akun bernama Kaka Pembina berikut, mengenai apa dan siapa sebenarnya Dokter SU yang ditembak mati Densus 88 karena tidak kooperatif dan membahayakan ketika ditangkap.
"Dokter SU yg ditembak mati ini bukan terduga teroris kaleng2. Dia itu:
PENASEHAT AMIR KLP TERORIS JAMAAH ISLAMIYAH.
Dia juga deputi dakwah dan informasi Jamaah Islamiyah, sebelumnya juga menjabat sebagai Amir Khidmat. Dia juga penanggung jawab Hilal Ahmar Society."
"Kenapa Dokter terduga teroris itu ditembak mati? Saat mau ditangkap, dia naik mobil, dihadang polisi, malah lari, polisi yg menghadang ditabraknya, lalu nabrak pengendara motor, ga brenti juga, pdahal ada polisi yg naik ke Bak mobil dia, dia pake mobil Strada, oke lanjut."
Baca Juga: Kejar Stunting, Kedai Bumil, Pugalu Sip dan Si Modis: 4 Inovasi Luwu Utara Tembus Top 50 KIPP Sulsel
"Bukannya brenti, malah nabrak motor lagi, disalip sama polisi pake mobil, biar brenti, malah mobil polisi ditabraknya, biadab ini emang, dikasi tembakan peringatan, malah makin menjadi, nabrak mobil lagi, trus zigzag dijalan umum pulak, brutal bgt dan sangat berbahaya."
"Daripada membahayakan pengendara jalan lainnya, akhirnya di Dor, oleng, nabrak rumah, akhirnya dievakuasi ke RS Bhayangkara, jelas ya??? Masi mau di frame dia dokter baik2?? BIG NO, jabatan dia mentereng di Klp Teroris Jamaah Islamiyah, dia Brutal hingga akhirnya ditembak."
"Berhenti lakukan framing2 dlm upaya membela terduga teroris, tandai akun2nya, yg mereka lakukan tidak kalah biadab dg lara teroris, apa yg mereka lakukan menyakiti kita semua yg gelisah atas bahaya terorisme."