peristiwa-ibu-kota

Bagaimana Komentar Waketum MUI Anwar Abbas Terkait Polemik Pernyataan Menag Yaqut?

Jumat, 25 Februari 2022 | 15:22 WIB
Anwar Abbas, Waketum MUI (Tangkapan layar YouTube tvOneNews)

KLIKANGGARAN -- Terkait polemik pernyataan kontroversial Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Quomas, Wakil Ketua Umum (Waketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas pun turut mengomentari.

Menurut Anwar Abbas sebenarnya ucapan yang dilontarkan Menag Yaqut niatnya sangat baik,namun diksi atau pemilihan kata yang digunakan dirasa kurang tepat.

Karena itu Anwar Abbas mengatakan bahwa akan lebih baik apabila tidak menyandingkan suara azan dengan gonggongan anjing.

Anwar Abbas mengumpamakan andai dengan suara burung, misalanya, mungkin tidak akan terjadi polemik yang berlebihan seperti saat ini.

"Sebenarnya maksud dari Pak Menteri ini baik ya, cuma mengambil contoh yang salah. Kalau seandainya suara burung, misalkan kita tinggal di suatu komplek, mereka di sana pelihara burung, lalu burungnya berkicau gitu ya, itu saya rasa tidak masalah," ungkap Anwar Abbas dikutip Klikanggaran.com dari YouTube tvOneNews pada Jumat, 25 Februari 2022.

Baca Juga: Waspada! Luwu Utara PPKM Level 2, Masyarakat Diimbau Perketat Prokes

Baca Juga: Kisruh Steno Ricardo dan Mawar AFI, Inilah 7 Faktanya!

Anwar Abbas juga menyayangkan analogi suara azan yang dipakai Menag Yaqut ialah hewan anjing.

Anwar Abbas menilai itu tidak tepat karena anjing sendiri dikenal sebagai binatang yang air liurnya najis.

Sehingga secara tidak langsung pria yang akrab dipanggil Gus Yaqut itu menyamakan lantunan azan dengan najis.

"Tapi ini kan dia sebut anjing, anjing itu kan sesuatu yang air liurnya najis. Jadi suara azan disamakan dengan najis, itu kan begitu," kata Anwar Abbas.

Baca Juga: Inilah 7 Peristiwa Penting yang Menjadi Penyebab Rusia Menyerang Ukraina, Singgung Soal Kudeta di Kiev 2014

Baca Juga: Inilah Alasan Polda Metro Jaya Tolak Laporan Roy Suryo terhadap Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas

"Maksudnya memang baik ya, tapi pemilian diksinya, pemilihan kalimat dan contoh yang kurang tepat. Kalau seandainya beliau (Menag) tidak sebut kata anjing, tapi dia sebut misalkan burung beo gitu ya, memang berisik juga tapi saya rasa orang-orang tidak akan marah," pungkasnya.**

Halaman:

Tags

Terkini