peristiwa-internasional

Presiden Turki, Erdogan, Mempertimbangkan Usir 10 Duta Besar Barat sebab Serukan Pembebasan Tokoh Oposisi

Kamis, 21 Oktober 2021 | 22:11 WIB
Presiden Turki, Erdogan, Mempertimbangkan Usir 10 Duta Besar Barat (IG/@rterdogan)

KLIKANGGARAN--Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa Turki bukanlah tempat menyenangkan bagi utusan dari 10 negara Barat yang menentang penahanan tokoh politik Osman Kavala.

Sebanyak 10 diplomat dipanggil minggu ini ke Kementerian Luar Negeri Turki atas pernyataan bersama mereka yang mengutuk penahan Kavala. Kavala telah ditahan sejak akhir 2017, melawan serangkaian tuduhan yang diyakini pendukungnya bermotif politik. Pernyataan tersebut ditandatangani oleh perwakilan AS, Jerman, Denmark, Finlandia, Prancis, Belanda, Swedia, Kanada, Norwegia, dan Selandia Baru.

Erdogan berbagi ketidaksenangannya dengan perwakilan asing selama perjalanan pesawat dari Afrika, menurut media Turki.

Baca Juga: Para Atlet Sepak Bola dan Bola Basket Wanita Afganistan Dievakuasi ke Luar Negeri setelah Taliban Berkuasa

“Saya memberi tahu menteri luar negeri kami: Kami tidak dapat memiliki kemewahan menjadi tuan rumah sebanyak ini di negara kami. Apakah bagi Anda untuk memberi Turki pelajaran seperti itu? Anda pikir Anda siapa?" kata Erdogan seperti dikutip RT.com dalam artikel "Turkey’s Erdogan considers kicking out 10 Western ambassadors over calls to release jailed opposition figure Kavala – media".

Erdogan menambahkan bahwa negara-negara Barat tidak ragu untuk mengadili “bandit, pembunuh, dan teroris” di tanah mereka sendiri dan mereka harus membiarkan Turki melakukan hal yang sama. Dia menolak klaim bahwa penuntutan Kavala membayangi “penghormatan terhadap demokrasi, supremasi hukum, dan transparansi dalam sistem peradilan Turki.”

Pernyataan itu dirilis untuk menandai ulang tahun keempat penangkapan pertama Kavala. Pria itu diadili dan dibebaskan dua kali atas tuduhan terkait protes massal Taman Gezi 2013 di Turki dan kudeta yang gagal pada 2016. Perintah untuk pembebasannya ditolak karena tuduhan baru diajukan terhadapnya.

Baca Juga: Sebanyak 60 Desa Pilkades Serentak di Kabupaten Batang Hari, Tetap Mengacu Standar Prokes Covid-19

Para pengkritiknya, termasuk presiden Turki, menyebutnya agen pemodal LSM global George Soros, yang diduga memberlakukan rencana jahat miliarder itu untuk ikut campur dalam urusan Turki.

Kavala adalah anggota dewan dari Yayasan Masyarakat Terbuka Soros cabang Turki yang sekarang sudah tidak berfungsi.

Pendukung mengatakan Kavala adalah seorang tahanan politik, yang dianiaya karena kampanye hak asasi manusianya dan menentang pemerintahan Erdogan yang semakin otoriter.

Baca Juga: Nikahi 2 Istri Mudanya, Mantan Kades Gelapkan Dana Desa 500 Juta

Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa tahun lalu mengatakan pihaknya melihat bukti yang memberatkannya tidak cukup dan meminta pengadilan Turki untuk mengamankan pembebasannya.

Pejabat Turki menanggapi pernyataan utusan itu dengan marah. Menteri Kehakiman Abdulhamit Gul mengatakan bahwa “tidak ada duta besar yang dapat memberikan nasihat kepada pengadilan kami atau menyuruh mereka melakukan apa pun.”

Halaman:

Tags

Terkini