peristiwa

22 Oktober adalah Hari Santri Nasional, Berikut Makna Kata Santri Sesungguhnya

Kamis, 21 Oktober 2021 | 14:32 WIB
Logo Hari Santri Nasional 2021 (Dok.YouTube/@NUOnline)

Klikanggaran.com - Sebagaimana diketahui bahwa Hari Santri Nasional (HSN) ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 22 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta.

Latar belakang ditetapkannya HSN pada tanggal 22 Oktober merupakan sikap meneladani semangat jihad para para santri dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.

Dilansir dari wikipedia.org, alasan ditetapkannya HSN pada tanggal 22 Oktober ini adalah merujuk pada sejarah seruan yang yang dibacakan oleh Pahlawan Nasional KH. Hasjim Asy’ari pada tanggal 22 oktober 1945 yang berisi perintah kepada umat Islam untuk berperang (jihad) melawan sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan.

Baca Juga: Hebat, Seorang Siswa Raih 100 Prestasi Nasional dalam Setahun, Sehari Menang 5 Lomba

Sekutu yang dimaksud kala itu adalah Inggris yang menjadi pemenang Perang Dunia II untuk mengambil tanah jajahan Jepang. Namun pada kenyataannya, di belakang Inggris ada Belanda yang juga ikut.

Tahukah kalian, apa makna dari Santri sebenarnya?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonsia (KBBI) kata santri adalah bentuk tidak baku dari senteri yang memiliki arti ‘orang yang mendalami agama Islam’, dan ‘orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh; orang saleh.’

Baca Juga: Santri Siaga Jiwa Raga, Tema Hari Santri Nasional 2021, Meresapi Resolusi Jihad Hadratusyekh, Keren!

Santri juga berarti orang yang mengikuti pendidikan pada sebuah pesatren. Walaupun bukan berasal dari bahasa Arab, pada kesehariannya di kalangan pondok pesantren, santri adalah sebutan untuk lelaki yang mengikuti pendidikan pesantren. Sedangkan sebuatan untuk perempuannya adalah santriah.

Kata santri ternyata memiliki filosofi tersendiri. Seperti dilansir dari nu.or.id, kata satri berasal dari lima hurup bahasa Arab yang terdiri dari Sin, Nun, Ta, Ra dan Iya.

Sin berasal dari kata ‘Saafiqulkhair’ yang berarti pelopor kebaikan.

Baca Juga: Selebgram Rachel Vennya Jalani Pemeriksaan di Polda Metro Jaya terkait Kasus Kabur dari Karantina

Sejatinya Santri harus bisa menjadi pelopor kebaikan dalam segala hal. Tidak untuk menjadi sebaliknya. Santri tidak diajarkan untuk untuk menjadi pelopor keburukan, atau biang kerok atas sebuah kejahatan. Maka jika ada yang mengaku santri tapi berbuat onar, maka harus diragukan kesantriannya.

Nun berasal dari kata ‘Naasibul ‘Ulama’ yang berarti penerus Ulama. Melalui pendidikan di Pondok Pesantren, Santri diharapkan bisa menjadi penerus para ulama dalam hal menyebarkan ilmu agama Islam. Di mana para Santri ketika bermukim (selesai mengikuti pendidikan pesantren) diharapakn bisa menjadi penerus Ulama dalam mengajarkan ilmu agama di tempat asalanya masing-masing khususnya, umumnya di manapun Santri tersebut berada.

Halaman:

Tags

Terkini