(KLIKANGGARAN) --Klaim Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahwa Israel telah menghentikan serangan di Jalur Gaza tampaknya tidak sesuai kenyataan di lapangan.
Seperti dilaporkan AlJazeera, serangan udara Israel masih terus menghantam wilayah Gaza dan menewaskan sedikitnya 70 warga Palestina dalam 24 jam terakhir.
Menurut laporan kantor media pemerintah Gaza, korban tewas mayoritas merupakan perempuan dan anak-anak.
Serangan ini terjadi meskipun Israel sebelumnya mengumumkan akan mengubah status operasinya dari ofensif menjadi defensif, sebagai bagian dari fase awal rencana perdamaian Trump.
Fase pertama dari rencana perdamaian 20 poin Trump menyerukan penghentian sementara serangan Israel untuk memfasilitasi pembebasan sandera yang ditahan Hamas. Namun, menurut Hamas, Israel justru melanjutkan pengeboman secara masif.
“Tentara pendudukan Zionis terus melakukan kejahatan dan pembantaian terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza,” ujar Hamas seperti dikutip dari AlJazeera.
Kelompok itu menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berbohong mengenai penghentian operasi militer dan menyerukan dunia internasional untuk menekan Israel.
“Kami menyerukan negara-negara Arab dan Islam untuk segera bertindak melindungi rakyat Gaza dan menghentikan perang pemusnahan yang telah berlangsung dua tahun,” tambah Hamas dalam pernyataan resminya seperti dilaporkan AlJazeera.
Sejak dimulainya perang pada Oktober 2023, sedikitnya 67.074 warga Palestina tewas dan lebih dari 169.000.**