(KLIKANGGARAN) --Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa gencatan senjata di Gaza akan segera diberlakukan begitu Hamas mengonfirmasi kesepakatan atas rencana penarikan sebagian pasukan Israel dari wilayah tersebut.
Seperti dilaporkan SkyNews.com, Trump mengunggah pernyataan di platform Truth Social yang menyebutkan bahwa Israel telah menyetujui garis penarikan awal setelah melalui serangkaian negosiasi dengan mediator internasional.
“Setelah Hamas mengonfirmasi, gencatan senjata akan segera diberlakukan, pertukaran sandera dan tahanan akan dimulai, dan kita akan memasuki fase berikutnya menuju akhir dari bencana 3.000 tahun ini,” tulis Trump, seperti dikutip dari SkyNews.com.
Trump juga menegaskan bahwa penarikan pasukan Israel merupakan poin ketiga dalam rencana perdamaian 20 poin yang ia ajukan sebelumnya. Dalam rencana itu disebutkan bahwa penarikan sebagian pasukan akan membuka jalan bagi pembebasan sandera dan penghentian operasi militer sementara hingga seluruh syarat penarikan terpenuhi.
Masih seperti dilaporkan SkyNews.com, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pidato televisi menyatakan keyakinannya bahwa semua sandera akan dibebaskan selama perayaan Feast of the Tabernacles yang berlangsung 6–13 Oktober.
Tanggapan Analis Timur Tengah
Namun, analis kebijakan Timur Tengah Laura Blumenfeld menilai pidato Netanyahu itu lebih sebagai upaya mempertahankan citra kepemimpinan di tengah negosiasi yang kini didominasi oleh pihak internasional.
“Trump dan negara-negara Timur Tengah kini mengambil kendali atas negosiasi dan pembebasan sandera. Netanyahu mencoba mengambil kredit atas sesuatu yang sebenarnya dipaksakan kepadanya,” ujar Blumenfeld, seperti dikutip dari SkyNews.com.
Sementara itu, Ahmed Fouad Alkhatib, peneliti senior di Atlantic Council, memperingatkan masih ada celah antara usulan Trump dan tanggapan Hamas.
“Ada kesenjangan antara proposal Trump, respons Hamas, dan bagaimana Trump menafsirkan respons itu. Saya khawatir kesalahpahaman ini bisa menggagalkan seluruh proses,” kata Alkhatib, seperti dikutip dari SkyNews.com.
Situasi ini menunjukkan bahwa meski rencana gencatan senjata tampak dekat, perbedaan interpretasi dan kepentingan politik masing-masing pihak masih menjadi penghalang utama menuju perdamaian di Gaza.**
Artikel Terkait
Israel Akui Targetkan Jurnalis Al Jazeera Anas al-Sharif, 7 Tewas dalam Serangan Udara di Kamp Wartawan Gaza
Rencana Kota Modern AS di Gaza Bocor, Dinilai Upaya Deportasi Massal dan Picu Kecaman Internasional
Dari Gaza ke Ramallah, Pengakuan Inggris atas Palestina Disambut Dunia tapi Ditentang Israel hingga Munculkan Wacana Aneksasi Baru
Rencana Damai atau Penyerahan? Kontroversi Proposal Gaza Trump
Inilah 20 Poin Proposal Trump: Masa Depan Gaza di Persimpangan Perdamaian dan Polemik