(KLIKANGGARAN) — Suasana haru menyelimuti lokasi ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu, 4 Oktober 2025.
Tangis dan teriakan keluarga korban terdengar di sekitar area pencarian, sebagian bahkan mencoba menerobos puing untuk membantu tim penyelamat mencari sanak saudara mereka.
Namun, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan bahwa situasi di lapangan sangat berbahaya. Tumpukan beton yang saling menimpa bukan hanya menyulitkan proses evakuasi, tetapi juga berpotensi menimbulkan reruntuhan baru bila tersentuh atau terguncang sedikit saja.
Kondisi bangunan yang runtuh secara berlapis dikenal sebagai tipe ‘pancake’, di mana setiap lantai menimpa lantai di bawahnya. Karena itu, petugas terus menahan keluarga agar tidak memasuki area demi keselamatan mereka, meskipun harus berhadapan dengan luapan emosi di lokasi kejadian.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menegaskan bahwa keselamatan keluarga korban juga menjadi prioritas utama.
“Kalau keluarga inti orang tuanya itu sudah dijelaskan sejak hari pertama dan setiap langkah-langkah yang dilakukan oleh tim ini semuanya dikomunikasikan dengan keluarga," jelas Suharyanto di Posko Kedaruratan, Sidoarjo, pada Sabtu, 4 Oktober 2025.
"Dan keluarga sudah menyetujui, baru kita bekerja. Tapi kadang-kadang dalam setiap bencana kan ada saja pihak-pihak yang baru datang gitu ya,” imbuhnya.
Menurut Suharyanto, perasaan cemas kerap membuat keluarga ingin segera melihat langsung proses evakuasi.
“Dia (keluarga) melihat di lapangan ‘itu kok kurang banyak’. ‘Kok kelihatannya gak bekerja’, dan dia minta masuk," terangnya.
"Nah ini sudah kami antisipasi, kami jelaskan termasuk tadi malam juga sudah dijelaskan secara rinci proses identifikasi yang dilakukan oleh DVI, Inavis, butuh waktu saja,” ujarnya.
BNPB menegaskan bahwa seluruh sumber daya kini telah dikerahkan. Alat berat beroperasi penuh, tim medis bersiaga, dan proses identifikasi korban dilakukan dengan teliti.
“Kemudian juga alat berat juga serang masuk secara masif untuk mempercepat. Semuanya sudah kita lakukan. Semuanya sudah kita lakukan,” tegas Suharyanto.
Sementara itu, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii menjelaskan, struktur bangunan Ponpes Al-Khoziny ambruk dengan pola pancake collapse, di mana lantai-lantai bangunan saling menimpa dari atas ke bawah.
Artikel Terkait
Fakta Terkini Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, 100 Santri Jadi Korban dan 26 Masih Hilang
Bangunan Ponpes Al Khoziny Ambruk, 5 Santri Meninggal: Kisah Kakak Selamat Usai Berusaha Tolong Adiknya dari Reruntuhan
Tim SAR Pakai Excavator Breaker untuk Evakuasi Ponpes Al Khoziny, 10 Korban Meninggal dan 55 Masih Tertimbun