(KLIKANGGARAN) – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mencuri perhatian dunia dengan meluncurkan proposal perdamaian yang disebut sebagai “jalan baru” bagi masa depan Gaza.
Proposal ini menawarkan paket rekonstruksi, gencatan senjata, hingga janji jalan menuju negara Palestina, namun di sisi lain juga menuntut pelucutan senjata Hamas dan penghapusan peran kelompok itu dalam pemerintahan Gaza.
Rencana yang disampaikan Trump itu menuai respons beragam. Hamas menilai proposal tersebut bias dan penuh jebakan politik, sementara sebagian analis menyebut ide Trump sebagai “peta jalan paling detail” yang pernah ditawarkan pihak Amerika untuk Gaza.
Baca Juga: Prabowo Targetkan 3 Juta Rumah: Perumahan Layak Jadi Hak Rakyat dan Motor Pertumbuhan Ekonomi
Seperti dilaporkan Sky News, Trump menyebut usulan ini sebagai kompromi “menang-menang” yang bisa menghentikan perang panjang di Gaza.
Namun bagi Hamas, isi proposal justru berpotensi melemahkan posisi politik mereka dan menimbulkan kegamangan di kalangan rakyat Gaza.
Berikut 20 poin utama Proposal Trump untuk masa depan Gaza seperti dikutip dari Sky News:
- Gaza's deradicalisation – Gaza dijadikan zona bebas teror yang tidak mengancam tetangganya.
- Gaza's redevelopment – Gaza dibangun kembali demi kesejahteraan rakyatnya.
- Immediate ceasefire – Jika disepakati, perang segera dihentikan dan garis pertempuran dibekukan.
- Release of all hostages – Semua sandera, hidup maupun meninggal, dikembalikan dalam 72 jam setelah Israel menyetujui.
- Palestinian prisoner release – Israel membebaskan 250 tahanan seumur hidup, 1.700 tahanan pasca-7 Oktober, termasuk perempuan dan anak-anak.
- Hamas disarmament – Anggota Hamas yang menyerahkan senjata diberi amnesti, yang ingin keluar Gaza diberi jalur aman.
- Aid deliveries – Bantuan penuh segera masuk, termasuk air, listrik, rumah sakit, dan pembukaan jalan.
- Aid distribution – Bantuan dibagikan oleh PBB, Bulan Sabit Merah, dan lembaga internasional independen.
- Gaza's governance – Gaza dipimpin komite teknokrat non-politis bernama Board of Peace di bawah Trump dan Tony Blair.
- Economic plan – Panel ahli menyusun rencana ekonomi untuk membangun Gaza ala kota modern Timur Tengah.
- Economic zone – Zona ekonomi khusus dengan tarif preferensial untuk menarik investasi.
- No forced displacement – Tidak ada pemindahan paksa; warga bebas keluar-masuk Gaza.
- Hamas exclusion – Hamas tidak boleh memerintah Gaza; semua infrastruktur militer dihancurkan.
- Guarantee in place – Jaminan regional untuk memastikan Gaza baru tidak menjadi ancaman.
- The ISF – Dibentuk Pasukan Stabilitas Internasional yang melatih polisi Palestina di Gaza.
- No Gaza annexation – Israel tidak akan mencaplok Gaza; IDF mundur sesuai standar dan demiliterisasi.
- Plan if Hamas rejects deal – Jika Hamas menolak, rencana tetap berjalan di wilayah Gaza yang aman.
- 'Interfaith dialogue' – Proses dialog lintas iman untuk membangun toleransi dan koeksistensi.
- Pathway to statehood – Jalan menuju negara Palestina setelah reformasi Otoritas Palestina.
- Israeli-Palestinian dialogue – AS memfasilitasi dialog politik untuk koeksistensi damai.
Proposal yang disebut Trump sebagai “kesempatan bersejarah” itu, menurut Sky News, jelas menempatkan Gaza di persimpangan besar: menerima dengan harapan pembangunan, atau menolak dengan risiko isolasi politik dan ekonomi yang lebih dalam.**
Artikel Terkait
Israel Akui Targetkan Jurnalis Al Jazeera Anas al-Sharif, 7 Tewas dalam Serangan Udara di Kamp Wartawan Gaza
Rencana Kota Modern AS di Gaza Bocor, Dinilai Upaya Deportasi Massal dan Picu Kecaman Internasional
Dari Gaza ke Ramallah, Pengakuan Inggris atas Palestina Disambut Dunia tapi Ditentang Israel hingga Munculkan Wacana Aneksasi Baru
Rencana Damai atau Penyerahan? Kontroversi Proposal Gaza Trump