(KLIKANGGARAN) – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah dijalankan pemerintah menjadi salah satu pilar penting dalam membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D., tokoh pendidikan asal Sumedang yang kini menjabat Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Pendidikan di Kemenko PMK, menegaskan bahwa MBG memiliki arti strategis dalam mendukung keberhasilan pendidikan generasi muda Indonesia.
Menurutnya, anak yang mendapat asupan gizi seimbang akan memiliki tubuh sehat, energi terjaga, daya konsentrasi lebih baik, dan berdampak langsung pada peningkatan prestasi belajar.
Dengan begitu, MBG tak hanya menyentuh aspek kesehatan, tetapi juga memberi dukungan signifikan bagi keberhasilan pendidikan anak-anak di Indonesia.
“Makanan bergizi gratis bukan hanya sekadar bantuan sosial, melainkan investasi besar bagi masa depan bangsa. Anak-anak yang sehat akan tumbuh menjadi generasi cerdas, produktif, dan siap bersaing di tingkat global,” tegas Prof. Ojat, Rabu (1/10/2025).
Tantangan Implementasi MBG
Prof. Ojat mengingatkan bahwa program berskala nasional seperti MBG tentu menghadapi tantangan yang kompleks. Mulai dari perencanaan yang detail, tata kelola transparan, kebutuhan anggaran berkelanjutan, hingga sistem monitoring yang ketat.
Ia menekankan keberhasilan MBG sangat ditentukan oleh kolaborasi lintas sektor, baik pusat maupun daerah, termasuk sekolah dan masyarakat.
“Ke depan, kita perlu memastikan bahwa setiap pihak terlibat aktif. Pemerintah pusat, daerah, sekolah, hingga masyarakat harus bersama-sama menjaga kualitas dan keberlanjutan program ini,” ujarnya.
Profil Prof. Ojat Darojat
Prof. Ojat lahir di Sumedang dan dikenal sebagai akademisi sekaligus praktisi pendidikan jarak jauh berpengaruh di Indonesia. Ia menyelesaikan S1 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), melanjutkan Diploma IV dan Master of Business di LaTrobe University, Australia, lalu meraih doktor di Simon Fraser University (SFU), Kanada.
Sebelum menjabat di pemerintahan, ia memiliki rekam jejak panjang di dunia akademik, termasuk sebagai Rektor Universitas Terbuka (UT), di mana ia mendorong digitalisasi dan akses pendidikan jarak jauh. Kini, sebagai Deputi Kemenko PMK, ia berperan dalam merumuskan kebijakan pendidikan, kebudayaan, dan nilai kebangsaan.