Untuk memasak Ikan Sagarurung, ibu Diana nampak masih memakai peralatan yang sangat sederhana dan tradisional, hanya dengan mengandalkan drum bekas minyak BBM yang di bawahnya diberi lobang untuk kayu bakar. Sementara di atasnya dilapiskan potongan bambu untuk wadah Ikan Sagarurung yang akan dimasak.
"Harapan kita pemerintah dapat membantu pangsa pasar Ikan Sagarurung. Atau misalnya kita bisa berjualan atau memiliki stand di rest area Tol Jasa Marga dimana ramai para pengguna jalan tol yang hilir mudik dan beristirahat," celetuk Ibu Diana seraya membolak-balik Ikan Sagarurung yang sedang dipanaskan.
Dengan spontanitas, tiba-tiba tanganku meraba-raba kantong celana ku, bibir ku terasa tak kuasa menahan keinginan untuk merokok. Maklum guys sejak lulus SMA saya telah menjadi seorang perokok yang aktif. Dengan santai ku hisap sebatang rokok seraya memandang ke atas, lalu terpikir dipikiran ku, jika ibu Diana adalah satu dari sekian pelaku UMKM di Indonesia yang mengeluhkan perihal pemasaran hasil produksi atau barang dagangannya.
Terkait problem tersebut, PT Jasa Marga sebagai pengembang dan operator jalan tol terbesar di Indonesia bisa menjadi landmark atau contoh bagi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) di Indonesia yang pro terhadap pelaku UMKM.
Adapun caranya, Jasa Marga bisa memanfaatkan kawasan rest area Tol yang dimiliki perusahaan untuk membantu para pelaku UMKM dalam mewujudkan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan dengan konsep Creating shared value (CSV). Sehingga nantinya terjadi hubungan simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan antara perusahaan dan pelaku UMKM secara sustainable atau berkelanjutan.
Jauh sebelumnya, Jasa Marga memang telah memberikan kesempatan kepada para UMKM dengan menyewakan tenant di rest area jalan Tol milik Jasa Marga yang dikelola anak perusahaannya PT Jasa Marga Related Business (JMRB).
Sesuatu yang benar-benar suprise sekali dan patut diapresiasi pikirku termenung, atas kepedulian Jasa Marga sewaktu Pandemi Covid-19 yang lalu dengan memberikan bantuan permodalan bagi UMKM sebesar 1 miliar yang berada di rest area kilometer (KM) 575A Jalan Tol Solo-Ngawi.
Shut...shut... kunikmati kembali hisap demi hisap rokok kretek ini seraya ada semacam pertanyaan terbelesit dipikiran ku. Apakah benar para UMKM yang menempati tenant rest area jalan Tol milik Jasa Marga group benar-benar pelaku UMKM seperti ibu Diana yang memang layak untuk dibantu. Atau jangan-jangan mereka adalah para pemilik modal atau pengusaha kelas kakap, kaum tajir dan hartawan yang mengatasnamakan UMKM untuk mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya?
Praktek tersebut tentunya juga banyak kita jumpai pada sewa-sewa los pasar tradisional di berbagai daerah di Indonesia. Dimana kaum pemilik modal besar sering kali menguasai los-los pasar namun bermain dibalik layar. Sehingga persaingan bisnis yang tidak sehat terjadi.
Untuk meminimalisir modus tersebut, PT Jasa Marga bisa bekerja sama dengan Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah setempat untuk mengetahui para pelaku UMKM yang layak diberikan akses untuk menempati tenant di rest area Tol Jasa Marga. Sehingga, program TJSL dengan prinsip creating shared value (CSV) yang diusung Jasa Marga benar-benar tepat sasaran seperti ibu Diana yang saya jelaskan di atas.
Melalui prinsip CSV yang tepat sasaran, Jasa Marga telah membantu dan menciptakan kehidupan yang bermanfaat bagi masyarakat sekaligus memastikan keberlanjutan bisnis perusahaan.
Diakhir tulisan ini, penulis ingin mengucapkan "Selamat Ulang Tahun PT Jasa Marga ke 45. "Teruslah berkarya dan bermanfaat bagi masyarakat, Nusa dan Bangsa".
Penulis: Budi Suwarno
Jurnalis Klikanggaran.com
Artikel Terkait
Manuver Ridho Warning Untuk Herman Deru, Pengamat Ungkap Alasan Gerbong Yahya Mulai Bangun Komunikasi Politik
Dekatkan Polisi ke Masyarakat, Kapolres PALI Sambangi Kantor Kades Talang Bulang
Program GSMP, Walikota Lubuk Linggau Dukung Herman Deru jadi Bapak Pangan Nasional
Analisis PUTIN, Selain Kuat di Zona Musi, Heri Amalindo Bisa Jadi Penantang Terkuat Herman Deru
Kembangkan Dunia Pendidikan di PALI, Bupati Heri Amalindo Hibahkan 10 Heaktar Lahan ke Universitas UMP