China meluncurkan rencana 12 poinnya untuk menyelesaikan konflik Ukraina pada akhir Februari. Itu termasuk seruan untuk melanjutkan pembicaraan damai, mengutuk sanksi sepihak, dan menegakkan kedaulatan dan integritas wilayah semua negara.
Moskow menyambut upaya Beijing yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik, sementara Barat sebagian besar menepis inisiatif tersebut. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa China tidak memiliki "banyak kredibilitas" dalam masalah ini. Namun, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kemudian mengatakan bahwa rencana tersebut memang mencakup beberapa "elemen positif".
DISCLAIMER: Artikel ini telah tayang di Russi Today dengan judul "Chinese think tank predicts when Ukraine conflict will end – Nikkei", selengkapnya BACA DI SINI.
Artikel Terkait
Jenderal Top Amerika Serikat: Melawan Rusia 'sangat, sangat sulit' bagi Ukraina
Ukraina Bersumpah Rebut Kembali Wilayahnya, Rusia Telah Memenangkan Serangkaian Pertempuran Penting
Ketua Duma Negara Rusia: 'Kekaisaran kebohongan' AS Harus Diselidiki Atas Kejahatan Kemanusiaan
Rusia Dipasok Komponen Militer oleh Perusahaan Pertahanan China Hingga 84.000 Buah
Turki dan Rusia Kembangkan Sistem Pembayaran Baru untuk Siasati Ancaman Sanksi AS
Donald Trump Klaim Memiliki Cara untuk Mengakhiri Perang Rusia-Ukraina Kurang dari 24 Jam
Ekspor Minyak Mentah Rusia ke India Mencapai Rekor 1,62 Juta Barel Per Hari
Orang-Orang Terkaya Rusia Mengalami Lonjakan Kekayaan sejak Sanksi Dijatuhkan Barat