Inilah Hasil Kajian Pusat Studi China tentang Kapan Konflik Ukraina Akan Berakhir

- Jumat, 10 Maret 2023 | 07:31 WIB
Gambar hanya ilustrasi (Sputnik / Mikhail Voskresenskiy)
Gambar hanya ilustrasi (Sputnik / Mikhail Voskresenskiy)

KLIKANGGARAN -- Sebuah pusat studi top China memperkirakan bahwa konflik Rusia-Ukraina akan berakhir sebelum musim gugur 2023.

Perkiraan konflik Rusia-Ukraina akan berakhir itu dilaporkan surat kabar Nikkei Jepang, pada hari Selasa,dan dikutip Russia Today.

Tentang perkiraan berakhirnya konflik Rusia-China itu, Nikkei mengutip sumber yang dekat dengan pemerintah China.

Beijing menganggap penilaian tentang berakhirnya konflik Rusia-Ukraina tersebut cukup solid untuk mencoba mengambil peran sebagai mediator dalam kebuntuan sebelum berpotensi berakhir, klaim media tersebut.

Penilaian tersebut dikeluarkan oleh Academy of Military Sciences (AMS), sebuah think tank yang berbasis di Beijing yang melapor langsung ke Tentara Pembebasan Rakyat China dan secara teratur mengeluarkan rekomendasi kepada badan pembuat keputusan militer China.

Baca Juga: Inilah Sosok Atasya Yasmine, Anak Andhi Pramono Kepala Bea Cukai Makassar Viral di Media Sosial

Lansir Russia Today, AMS mengeluarkan penilaian atas konflik tersebut pada awal Desember, kata Nikkei. Surat kabar itu menambahkan bahwa pandangan think tank bahwa berakhirnya permusuhan kemungkinan besar akan segera terjadi mendorong Beijing untuk mengambil peran lebih aktif dalam mencari resolusi.

Perkiraan AMS berdasarkan simulasi militer dari konflik yang sedang berlangsung menunjukkan bahwa konflik itu akan “berakhir sekitar musim panas 2023,” dengan Rusia “di atas angin,” klaim Nikkei, mengutip sumber yang dekat dengan pemerintah China. Think tank percaya bahwa ekonomi Rusia dan Ukraina akan kesulitan untuk mempertahankan permusuhan melewati musim panas.

Analisis AMS mendorong Beijing untuk mengajukan proposal perdamaian, klaim Nikkei. Dengan inisiatif ini, China berusaha memulihkan hubungan dengan Eropa untuk memastikan aliran investasi dan teknologi yang berkelanjutan ke ekonomi China, kata outlet media tersebut. Tujuan lain Beijing adalah menjaga hubungan persahabatan dengan Kiev, saran surat kabar itu.

“Bersama dengan Rusia, kami tidak mampu kehilangan Ukraina,” kata seorang sumber pemerintah China kepada media. Nikkei juga mengklaim bahwa Beijing sedang mempertimbangkan untuk mengirimkan bantuan ekonomi ke Kiev sebagai bagian dari rencana perdamaiannya.

Baca Juga: Klarifikasi dan Alasan Aripin, Ketua DPRD Luwu Timur Sulsel Diduga Ogah Bersalaman Videonya Viral di Medsos

Sukses dalam upaya mediasi juga akan membantu China mengambil posisi yang lebih menonjol di mata Global South, kata Nikkei, menyebutnya sebagai alasan lain di balik inisiatif tersebut. Untuk mencapai hal ini, Presiden China Xi Jinping sedang mempertimbangkan kunjungan ke Moskow, kata surat kabar itu.

Beijing belum secara resmi mengumumkan rencana semacam itu. The Wall Street Journal melaporkan persiapan untuk kunjungan pada akhir Februari. Menurut outlet media, Xi mungkin datang ke Moskow pada akhir April atau awal Mei dalam upaya mendorong pembicaraan damai multi-partai.

“Kunjungan ke Rusia tidak bisa dilakukan terlalu cepat atau terlambat,” kata seorang sumber China kepada Nikkei, mengomentari kemungkinan kunjungan tersebut. Menurut Nikkei, “skenario terbaik” untuk China adalah Rusia dan Ukraina memulai pembicaraan tepat setelah perjalanan Xi ke Moskow.

Halaman:

Editor: Insan Purnama

Sumber: Russia Today

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X