Meski angka kematian bertambah, jumlah korban hilang tercatat menurun seiring ditemukannya jenazah. Abdul menyampaikan bahwa 222 orang masih dinyatakan hilang.
Jumlah pengungsi juga berkurang dibandingkan hari sebelumnya. Tercatat 884.889 jiwa masih mengungsi di tiga provinsi terdampak, menurun sekitar 9.600 jiwa.
Wilayah Aceh Utara menunjukkan penurunan signifikan karena mulai adanya surut air di beberapa titik permukiman warga.
Fokus Pencarian dan Perpanjangan Status Darurat
Abdul menegaskan bahwa operasi pencarian korban tetap menjadi prioritas utama. Pemerintah daerah di sejumlah wilayah, seperti Sumatera Utara, telah memperpanjang masa tanggap darurat untuk mempercepat evakuasi dan memastikan distribusi bantuan terpenuhi.
Kerusakan infrastruktur yang ditinggalkan bencana ini sangat besar. BNPB mencatat lebih dari 157.000 rumah rusak, ribuan sekolah terdampak, jembatan putus, serta fasilitas ibadah dan kesehatan yang mengalami kerusakan berat.
Bencana hidrometeorologi basah ini disebut sebagai salah satu kejadian paling besar yang melanda Sumatera pada akhir 2025.**
Artikel Terkait
Kayu Gelondongan Diduga Bikin Banjir Sumatera Makin Parah, Menteri LH Hanif Faisol Siap Tempuh Jalur Pidana Bila Ada Unsur Kesengajaan
Psikolog Desak Banjir Sumatera Jadi Bencana Nasional, Ingatkan Warga Mulai Hopeless dan Pemerintah Harus Jor-joran Bantu
SD Negeri Ujong Fatihah Kembali Galang Dana untuk Korban Banjir di Tripa Makmur
Realita Pengungsian Banjir Aceh: Minim Pakaian Pria, Penyintas Rela Kenakan Daster demi Bertahan dari Dingin Malam
Viral Banjir Bandang Terjang Jeddah: Jalanan Berubah Jadi Sungai, NCM Peringatkan Makkah–Madinah Berpotensi Ikut Terdampak