Lagi Soal Keracunan MBG, 695 Siswa di Gunungkidul Terdampak Usai Santap Menu Sekolah, Bupati Soroti Kebersihan dan Jam Masak Dapur SPPG

photo author
- Kamis, 30 Oktober 2025 | 20:21 WIB
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti saat menjenguk para siswa yang diduga mengalami keracunan makanan usai menyantap MBG.  ((Instagram/humasjogja))
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti saat menjenguk para siswa yang diduga mengalami keracunan makanan usai menyantap MBG. ((Instagram/humasjogja))

 

(KLIKANGGARAN) — Dugaan keracunan makanan kembali terjadi di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sebanyak 695 pelajar dari dua sekolah dilaporkan mengalami gejala setelah menyantap hidangan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa, 28 Oktober 2025. Keluhan yang dialami mulai dari sakit perut hingga muntah, sehingga sejumlah siswa terpaksa mendapatkan perawatan medis.

Informasi resmi dari Pemerintah Provinsi DIY melalui akun Instagram @humasjogja menyebutkan bahwa kasus ini melibatkan siswa dari SMKN 1 Saptosari dan SMPN 1 Saptosari. Dari total 1.154 siswa SMKN 1 Saptosari, terdapat 476 siswa serta 10 guru yang terindikasi terdampak.

Baca Juga: Ribuan Guru Madrasah Demo di Monas, Desak Pemerintah Beri Kuota ASN-PPPK, Bayar Tunggakan Gaji, dan Akui Masa Kerja Inpassing

“Dari total 420 murid SMPN 1 Saptosari, terdapat 186 murid yang mengalami keracunan,” tulis Humas Pemprov DIY dalam unggahannya, pada Rabu, 29 Oktober 2025.

Selain itu, ada 33 siswa SMKN 1 Saptosari yang tidak hadir di sekolah pada Rabu (29/10/2025), walaupun keterkaitannya dengan indikasi keracunan masih dalam pendataan.

Bupati Langsung Turun ke Lapangan

Menindaklanjuti kejadian tersebut, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, langsung memantau sekolah serta dapur penyedia makanan MBG di kawasan Saptosari. Dalam kunjungannya, ia memastikan para siswa telah ditangani tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit sekitar.

Baca Juga: Ziarah Penuh Makna, Kepala MTs DDI Masamba Ikuti Napak Tilas Religi Sejarah Islam di Tana Luwu

Tidak hanya memeriksa siswa, Endah juga menginspeksi fasilitas dapur mulai dari penyimpanan bahan pangan hingga proses cuci peralatan. Ia berdialog dengan pengelola untuk mengevaluasi prosedur penyajian makanan.

“Karena taruhannya adalah nyawa para siswa,” ujar Endah.

Prosedur Produksi Masal Menjadi Fokus

Endah menilai bahwa penyajian makanan dalam jumlah besar membutuhkan standar kebersihan yang ketat. Semakin awal proses masak dilakukan, semakin besar kemungkinan makanan terpapar bakteri bila tidak diolah dengan benar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X