Korban menyebut, pelaku kemudian menunjukkan perilaku kasar yang membuatnya terluka.
“Awalnya cekcok, lalu dia coba minta maaf dengan cara menggenggam keras pergelangan tangan saya. Terus dia juga pernah menghalangi jalan saya menggunakan tangannya, tangannya mengenai bibir saya sampai terasa sakit,” paparnya.
Pelecehan Bermodus Permintaan Maaf
Menurut RD, pelaku kerap berpura-pura menyesal untuk mendekatinya secara fisik dengan cara tidak pantas.
“Habis marah-marah, dia minta maaf sama saya dengan cara dia kayak anak kecil. Dipegang-pegang saya, dia pojokin saya dan saya cuma bisa melindungi badan saya,” tuturnya.
Tak hanya itu, pelaku juga pernah menelpon korban dan meminta hal yang tidak pantas terkait penampilannya.
“Pelaku telepon saya hari Minggu atau Sabtu, lupa. Tapi dia bilang ‘Senin gak usah pake kerudung dong’. Saya matiin langsung teleponnya,” ungkap RD.
Korban Tuntut Keadilan
RD berharap aparat segera memproses laporannya agar pelaku dapat dihukum dan tidak ada lagi korban lain di tempat kerja pelayanan publik.
“Kalau ke polisi baru kemarin tanggal 20 dan itu sudah buat laporannya. Saya dan keluarga tidak terima atas perlakuannya dia,” ujarnya.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa pelecehan di lingkungan kerja masih menjadi ancaman nyata bagi perempuan, dan perlu ada komitmen kuat dari institusi publik untuk menciptakan ruang kerja yang aman dan profesional.**
Artikel Terkait
Ketua Banggar DPR Usulkan Kantin Sekolah Jadi Dapur MBG, Soroti Beban Berat SPPG hingga Kasus Keracunan Massal Siswa
Masih tentang Sorotan MBG, Terbaru, Wartawan Diduga Dianiaya Oknum Pegawai SPPG Saat Liput Keracunan MBG di Pasar Rebo, Polisi Terima Laporan
Penuhi Standar Kesehatan MBG, Bupati Andi Rahim Minta Dapur SPPG Miliki Sertifikat SLHS
Setelah BGN Sebar 5000 Koki Profesional ke SPPG, Pemerintah Diingatkan: Perbaiki Sistem, Jangan Hanya Ganti Tenaga Dapur
Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Alami Gejala Diare Usai Program MBG, BGN Hentikan Sementara Distribusi dari SPPG