Ia pun menggambarkan kondisi ini dengan analogi warga kampung yang memiliki rumah besar tapi tak pernah datang rapat. Walaupun tetap membayar iuran, posisinya bisa terpinggirkan dalam proses pengambilan keputusan.
"Kalau kita tidak aktif di dunia internasional. Itu seperti begini. Kita warga kampung. Ukuran kampungnya nomor 4 terbesar," terangnya.
Baca Juga: Resmi Dikukuhkan, Forum PATBM Diminta Hidupkan Inovasi Perlindungan Hak Anak
"Ukuran rumahnya nomor 4 terbesar di RT itu. Tapi kalau rapat kampung kita tidak pernah datang. Cuman kita bayar iuran jalan terus," tukasnya.
Menurut Anies, sebagai negara berpenduduk besar dan berpengaruh, Indonesia punya kewajiban moral serta politik untuk ikut terlibat dalam menyelesaikan persoalan global, bukan hanya menjadi penonton.**
Artikel Terkait
BRICS Akan Membahas Sistem Keuangan Global Baru untuk Menggantikan Transaksi Dolar dalam Pembayaran Internasional
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva Kecam Israel di KTT BRICS: Sebut Serangan ke Gaza Sebagai Genosida
Menko Airlangga Ungkap Indonesia Beri Dukungan Penuh pada 4 Poin Kesepakatan KTT BRICS 2025 di Brasil
RI Tetap Bertahan di BRICS Meski Hadapi Ancaman Tarif Balasan 10 Persen dari AS