"Konflik di Timur Tengah mendorong negara-negara di kawasan itu untuk berinvestasi dalam pengembangan pertahanan dan roket untuk mendapatkan keunggulan kualitatif atas tetangganya," kata Determann.
"Program luar angkasa juga berguna karena mereka dapat menyembunyikan program roket dan memberi mereka bentuk legitimasi lain."
Perangko peringatan
Keberhasilan inisiatif antariksa di Timur Tengah bervariasi dalam beberapa tahun terakhir karena berbagai negara masing-masing menunjukkan dinamisme dan minat baru pada subjek tersebut.
Salah satu eksperimen ilmiah pertama untuk eksplorasi ruang angkasa di Timur Tengah dilakukan di Lebanon dari tahun 1960 hingga 1964.
Negara ini menjadi tuan rumah program luar angkasa sipil pertama berkat sekelompok siswa dari Haigazian College Beirut yang mendirikan masyarakat roket untuk tujuan ilmiah.
Dipimpin oleh Profesor Manoug Manougian, Haigazian College Rocket Society (HCRS) meluncurkan beberapa roket selama periode tersebut. Setelah peluncuran pertama, tentara Lebanon bekerja sama dengan HCRS.
"Setiap peluncuran roket adalah sebuah acara di Lebanon. Itu menjadi fenomena nasional," kata Mira Yardemian, direktur hubungan masyarakat di Universitas Haigazian.
"Pada 1963, sekitar 15.000 orang menghadiri peluncuran roket Cedar IV, yang mencapai ketinggian 140 km."
Lebanon bahkan memperingati acara tersebut dengan perangko.
Tetapi ketika Profesor Manougian kembali ke Amerika Serikat, proyek tersebut berakhir, dengan tentara Lebanon ingin mengembangkan roket untuk keperluan militer dan baik Manougian maupun Haigazian College lebih memilih untuk tetap berpegang pada penelitian ilmiah.
Orang Arab pertama di luar angkasa
Untuk melihat orang Arab pertama di luar angkasa, Timur Tengah harus menunggu hingga 1985.
Pangeran Saudi Sultan bin Salman bin Abdulaziz Al Saud menjadi orang Arab pertama yang terbang ke luar angkasa berkat program Pesawat Ulang-Alik NASA Discovery pada tahun 1985.
Arab Saudi juga menjadi pemegang saham utama Organisasi Komunikasi Satelit Arab, juga dikenal sebagai Arabsat, operator satelit komunikasi yang dibuat untuk memberikan layanan telekomunikasi berbasis satelit, publik dan swasta ke 21 negara anggotanya.