(KLIKANGGARAN) – Dampak ledakan di SMAN 72 Jakarta pada 7 November 2025 mulai meluas. Selain proses pemulihan fisik dan psikologis, kini muncul gelombang permintaan pindah sekolah dari para pelajar yang merasa tidak nyaman kembali ke lingkungan tersebut.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan bahwa usulan perpindahan sekolah cukup banyak.
Otoritas daerah pun sedang mencari solusi terbaik bersama Dinas Pendidikan.
Pramono mengatakan, “Ternyata dampaknya juga di luar dugaan saya. Banyak siswa yang kemudian minta pindah sekolah.”
Ia melanjutkan, “Inilah yang juga menjadi pikiran. Saya sudah minta kepada sekolah dan termasuk Ibu Kepala Dinas, dirumuskan secara baik, karena saya nggak mau kemudian dampaknya sampai panjang.”
Guru dan Orang Tua Akan Duduk Bersama Bahas Mode Pembelajaran
Saat ini pembelajaran di SMAN 72 masih berlangsung melalui PJJ. Gubernur meminta pihak sekolah menggelar pertemuan dengan para guru dan orang tua guna memutuskan skema belajar selanjutnya.
Pramono menegaskan, “Saya sampaikan kepada Ibu Kepala Sekolah, batas waktu untuk pembelajaran yang pakai daring, itu kan sampai dengan hari Senin.”
Ia melanjutkan, “Hari Senin besok mereka akan mengundang para murid dan juga guru, para guru dan murid, untuk diberikan pilihan, apakah mereka akan sekolah langsung atau melalui daring.”
Kepala Sekolah Menunggu Restu Orang Tua untuk Pembelajaran Luring
Kepala SMAN 72 Jakarta, Tetty Helena Tampubolon, menyampaikan bahwa KBM pada Senin, 17 November 2025 tetap dilakukan secara daring karena pihak sekolah menunggu keputusan keluarga siswa.
Tetty menjelaskan, “Masih kita pantau juga dan kita pastikan dengan orang tuanya apakah sudah boleh ambil PJJ atau boleh hybrid. Jadi harus kami pastikan orang tuanya menyetujui.”
Baca Juga: Gregoria Gagal Raih Gelar Juara Kumamoto Masters 2025, Indonesia Pulang Tanpa Gelar dari Jepang