Gubernur DKI Bantah Isu Bullying di SMAN 72, Sebut Pelaku Ledakan Terpengaruh Tayangan Kekerasan

photo author
- Kamis, 13 November 2025 | 16:06 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung (tengah) menyebut tidak ada praktik bullying di SMAN 72 Kelapa Gading.  ((Instagram/pramonoanungw))
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung (tengah) menyebut tidak ada praktik bullying di SMAN 72 Kelapa Gading. ((Instagram/pramonoanungw))

 

(KLIKANGGARAN) – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memastikan tidak ditemukan adanya tindakan perundungan di SMAN 72 Kelapa Gading yang berkaitan dengan insiden ledakan yang melibatkan seorang anak berhadapan dengan hukum (ABH). Pernyataan itu disampaikan sebagai respons atas beragam asumsi yang berkembang di publik mengenai motif pelaku.

Pramono mengungkapkan bahwa pihak sekolah telah menjelaskan tidak ada kasus bullying seperti yang ramai dibicarakan. Ia menegaskan bahwa tindakan pelaku tidak dipicu oleh perundungan, namun lebih terkait dengan pengaruh tayangan yang dikonsumsi.

“Memang spekulasinya berbagai hal, tadi kan teman-teman di SMA 72 sendiri mereka juga membantah tidak benar dengan adanya bullying,” ujar Pramono pada Kamis, 13 November 2025.

Pelaku Diduga Meniru dari Tayangan Kekerasan

Gubernur DKI menyampaikan bahwa perilaku pelaku yang merakit tujuh jenis bahan peledak diyakini didorong oleh tayangan bermuatan kekerasan yang ia tonton.

“Persiapan dengan tujuh bahan peledak, memang saya yakin pasti itu karena terinspirasi, terpengaruh oleh apa yang dia tonton,” lanjutnya.

Pramono Tegaskan Tak Ada Unsur Intoleransi atau Diskriminasi

Pramono juga menampik isu bahwa insiden tersebut berkaitan dengan diskriminasi atau intoleransi. Ia menegaskan pelaku tidak memiliki latar belakang yang mengarah pada persoalan itu.

“Jadi persoalan di 72 kan banyak orang berspekulasi, ini enggak ada hubungan sama sekali dengan diskriminasi, tidak ada sama sekali dengan intoleransi karena yang melakukan itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan itu,” kata Pramono.

Instruksi untuk Dinas Pendidikan: Perkuat Program Pencegahan

Sebagai bagian dari langkah antisipatif, ia meminta Dinas Pendidikan DKI Jakarta memperkuat edukasi dan program pencegahan di sekolah agar potensi kasus serupa dapat diminimalkan.

“Nah yang seperti itulah yang kemudian saya akan meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk dilakukan pendidikan dan pencegahan karena yang seperti itu dampaknya sangat tidak baik,” pungkasnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X