Guru Amin: Ulama Betawi dan Pejuang Kemerdekaan

- Minggu, 25 September 2022 | 16:07 WIB
Guru Amin (Twitter/ @disbuddki)
Guru Amin (Twitter/ @disbuddki)

KLIKANGGARAN -- Kiai Raden Haji Muhammad Amin atau Guru Amin (1901-1965) adalah salah seorang ulama betawi yang juga terlibat dalam perjuangan kemerdekaan.

Nasab Guru Amin yang berujung kepada Pangeran Sanghiang Jatinegara Kaum, menunjukkan rekam jejak leluhurnya sebagai bangsawan Jayakarta yang terus menerus melakukan perlawanan sejak kedatangan belanda ke tanah betawi.

Guru Amin muda menimba ilmu agama dari berbagai ulama betawi, seperti: Guru Ending, Guru Marzuki, Guru Mansur, Guru Abdurrahim Kuningan serta Syekh Mukhtar Atharid di Makkah.

Sejak usia 12 tahun, Guru Amin sudah menggantikan ayahnya mengajarkan kitab fathul mu’in di masjid Kalibata.

Baca Juga: K.H. Noer Ali, Ulama Betawi Pejuang Kemerdekaan: Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Guru Amin berkawan akrab dengan Kyai Noer Ali Ujung Harapan, yang kemungkinan mempengaruhi aktifitas Guru Amin kemudian dalam perjuangan kemerdekaan dan Partai Masyumi. Dalam hal organisasi social, Guru Amin dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama.

Di masa revolusi kemerdekaan, Guru Amin adalah salah-satu ulama yang ikut berjuang melawan belanda.

Ia memimpin santrinya dalam pertempuran melawan belanda di Kalibata, sehingga Guru Amin menjadi salah-satu target penangkapan tentara belanda.

Bahkan beberapa kali rumah Guru Amin dan keluarga Guru Amin didatangi Belanda, sehingga Guru Amin akhirnya melarikan diri ke Cikampek dengan menyamar sebagai tukang beras.

Baca Juga: Siapa Ratu Tisha Sebenarnya, Apa Hubungannya dengan Shin Tae Yong? Ini Profil dan Alasannya Trending Twitter!

Di Cikampek, bersama para santrinya ia juga memimpin pertempuran melawan belanda di beberapa front.

Ketika Guru Amin kembali ke rumahnya di kalibata pada 1948, ternyata isi rumahnya sudah berantakan karena didatangi dan digeledah paksa oleh belanda yang mencari keberadaan Guru Amin.

Semua kitab yang disusun dalam tiga lemari berantakan, dan tidak bisa digunakan lagi. Namun demikian, karena situasi Jakarta yang masuk ke dalam kawasan zona damai, membuat Guru Amin tidak lagi menjadi target penangkapan.

Namun demikian, karena setiap hari rumah Guru Amin selalu didatangi oleh para santrinya, maka pihak Belanda curiga bahwa Guru Amin akan memobilisasi massa untuk melawan belanda.

Halaman:

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Merevitalisasi Petilasan Keraton Pajang

Senin, 16 Januari 2023 | 20:19 WIB
X