KLIKANGGARAN -- Sesuai dengan pesan gurunya, K.H. Noer Ali kemudian melanjutkan belajar agama kepada Syeikh Ali al-Maliki di Makkah. Syeikh Ali al-Maliki adalah Syeikh yang mengajarkan berbagai macam cabang ilmu agama Islam, tapi ajarannya lebih dititikberatkan pada Hadits.
Selain dengan Syeikh Ali al-Maliki, K.H. Noer Ali pun menggali ilmu agama dari syeikh lain, terutama Syeikh Umar Hamdan, Syeikh Ahmad Fatoni, Syeikh Ibnul Arabi, Syeikh Muhammad Amin al-Quthbi, Syeikh Achyadi, Syeikh Abdul Zalil dan Syeikh Umar at-Turki.
Kepada Syeikh Umar Hamdan yang berusia sekitar 70 tahun, K.H. Noer Ali belajar Kutubussittah. Syeikh Ahmad Fatoni adalah Syeikh yang berasal dari Patani (Muangthai), berumur sekitar 40 tahun, yang memberikan pelajaran Fiqih dengan kitab Iqna sebagai acuannya.
Baca Juga: Inilah Profil Muhammad Rafli, Stiker Arema FC yang direkrut Timnas Indonesia
Melalui Syeikh Muhammad Amin al-Quthbi yang berusia 45 tahun, KH.Noer Ali belajar ilmu Nahwu, Qawafi (Sastra), dan Badi’ (Mengarang).
Selain itu Syeikh Quthbi pun mengajarkan ilmu Tauhid dan Mantiq (ilmu logika yang mengandung Falsafah Yunani) dengan kitab Asmuni sebagai acuannya.
Sedangkan dari Syeikh Abdul Zalil diperoleh ilmu politik, Syeikh Umar at-Turki dan Syeikh Ibnul Arabi, diperoleh ilmu Hadits dan Ulumul Qur’an.
Berada jauh dengan tanah air tidak membuat KH.Noer Ali lupa dengan bangsanya.
Baca Juga: Permintaan Maaf Gandhi yang Disomasi Es Teh karena Sebuah Cuitan Berisi Celaan di Twitter
Melalui wesel dari orangtua dan surat kabar yang terbit di Saudi Arabia dan Hindia Belanda, K.H. Noer Ali mengetahui situasi dan kondisi dunia dan tanah airnya.
Adanya sarana organisasi seperti Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), Persatuan Talabah Indonesia (Pertindo), dan Perhimpunan Pelajar Indonesia-Malaya (Perindom), telah menggerakkan hati K.H. Noer Ali untuk turut andil didalamnya.
Pada beberapa kesempatan ia sempat berdialog dengan beberapa pelajar asal jepang, diantaranya adalah Muhammad Abdul Muniam Inada.
Betapapun pentingnya organisasi, K.H. Noer Ali menyadari bahwa menuntut harus ilmu itu lebih diutamakan.
Baca Juga: K.H. Noer Ali, Ulama Betawi Pejuang Kemerdekaan: Guru-Guru Mengajinya
Artikel Terkait
Habib Kribo Sebut Pelacur Lebih Mulia daripada Ulama Penjual Agama, Maksudnya?
Apa yang Terjadi Ketika Ganjar Pranowo Sowan ke Ulama Kharismatik Gus Baha, Apakah Singgung Pilpres?
Miyabi ke Jakarta, Babeh Aldo: Mana Ulama, Habaib, Pejabat?
Komentari Video UAS Sebut Khilafah adalah Solusi, Habib Kribo: Jadi Ulama itu Mudah, yang Sulit Jadi Manusia!
Up Date Pencarian Ke-6 Emmeril Khan Mumtadz , Keluarga Konsultasikan Pada Ulama Apapun Takdir dari Eril
Bagaimana Hukum Merayakan Hari Ulang Tahun Menurut Para Ulama? Simak Penjelasan Habib Ja'far Berikut!
Potongan Video Megawati Soekarnoputri tentang Tukang Bakso Viral, Bagaimana Tanggapan Ulama Muda Gus Nadir!
Inilah Profil Lengkap Gus Baha, Ulama Kharismatik yang Jadi Panutan Banyak Santri, Benarkah Seorang Wali?
Pelantikan PC Jam'iyah Qurra' Wal Hufafdz Nahdlatul Ulama (JQH NU) Kabupaten Deli Serdang