Makna dan Keistimewaan Bulan Rajab, Kenapa Begitu Spesial?

- Rabu, 2 Februari 2022 | 12:05 WIB
Ilustrasi: Al-Qur'an (Pixabay/Afshad)
Ilustrasi: Al-Qur'an (Pixabay/Afshad)


KLIKANGGARAN -- Memasuki bulan Rajab umat Islam seluruh dunia seolah masuk pada sebuah rumah yang di dalamnya berkumpul keberkahan.

Bagaimana tidak, bulan Rajab adalah salah satu bulan yang sangat dispesialkan oleh Nabi Muhammad SAW keberadaannya.

Bulan Rajab juga diibaratkan pintu masuk menuju ruang kebahagiaan umat Islam yaitu bulan Ramadhan.

Lalu apa keistimewaan bulan Rajab sehingga menjadi salah satu bulan yang dimuliakan?

Baca Juga: Ramai Deklarasi Dukungan untuk Capres 2024, Dengan Siapa Gus Muhaimin akan Diduetkan?

Dikutip dari nu.or.id, bulan Rajab merupakan satu di antara empat bulan yang dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta'la. Hal ini termaktub dalam firman Allah:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu (lauhul mahfudz). Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram.” (QS at-Taubah: 36)

Ayat di atas diturunkan sebelum fathu Makkah (pembebasan kota Makkah), saat orang-orang dari Madinah takut berkunjung ke Makkah.

Baca Juga: Hilal Belum Terlihat, PBNU: Awal Rajab 1443 Jatuh pada Kamis, 3 Februari 2022

Kemudian turunlah ayat di atas yang menjelaskan bahwa jumlah bulan dalam setahun ada 12 bulan. Empat di antaranya adalah haram (mulia).

Sesuai konsensus ulama, tiga dari bulan tersebut berdampingan yakni Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram. Sedangkan yang satu lagi berpisah sendiri, bulan Rajab.
Menurut Fakhruddin ar-Razi, maksud sebagai bulan haram atau mulia di sini adalah dalam bulan tersebut, setiap perbuatan maksiat akan mendapat siksa lebih dahsyat, dan begitu pula sebaliknya, perilaku taat kepada Allah dilipatgandakan pahalanya.

وَمَعْنَى الْحَرَمِ: أَنّ الْمَعْصِيَةَ فِيْهَا أَشَدُّ عِقَاباً ، وَالطَّاعَةُ فِيْهَا أَكْثَرُ ثَوَاباً

Artinya: “Maksud dari haram adalah sesungguhnya kemaksiatan di bulan-bulan itu memperoleh siksa yang lebih berat dan ketaatan di bulan-bulan tersebut akan mendapat pahala yang lebih banyak. (Fakhruddir ar-Razi, Tafsir al-Fakhrir Razi, Dārul Fikr, Beirut, cet 1, 1981, juz 16, halaman 53)

Halaman:

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Merevitalisasi Petilasan Keraton Pajang

Senin, 16 Januari 2023 | 20:19 WIB
X