Baca Juga: Disepakati, Jalur Angkutan Batubara Lewat Muara Bulian - Tempino - Talang Duku
5. Pantangan mendaki dengan jumlah ganjil
Dipercaya mendaki dengan jumlah ganjil akan mendapat kesialan. Terkadang ada mahluk tak kasat mata yang mengikuti rombongan dalam jumlah ganjil. Dan, mereka akan mengganggu dengan berbagai cara, hingga menyesatkan pendakian.
6. Pantangan mengenakan baju berwarna hijau pupus
Pantangan memakai baju hijau pupus ini berkaitan dengan penguasa tunggal pantai selatan Kanjeng Ratu Pantai Selatan yang sangat menyukai warna hijau. Dipercaya, yang mengenakan baju berwarna hijau pupus ada kemungkinan akan hilang, diambil oleh Kanjeng Ratu Pantai Selatan.
7. Jika melihat ada kabut angin (ampak-ampak) disertai dengan suara gemuruh, turun saja, jangan nekat naik. Atau, berbaring telungkup di tanah. Dipercaya jika melanggar, akan banyak kesialan, bahkan terbawa kabut dan tersesat.
Baca Juga: Pertamina Sumbagsel Himbau Warga Mampu Gunakan LPG Non Subsidi 5,5 Kg dan 12 Kg
8. Jika mengalami kejadian aneh jangan diceritakan saat itu juga.
Seperti yang kita tahu, banyak hal mistis yang bisa saja terjadi di Gunung Lawu. Jika mengalami kejadian mistis dilarang menceritakan hal itu saat masih di area gunung. Simpan saja sendiri. Pendaki baru boleh menceritakan saat sudah di bawah.
9. Jangan memakai pakaian jenis Mrutu Sewu
Pendaki dilarang mengenakan pakaian atau atribut bercorak mrutu sewu, gadung melati, dan poleng. Karena dipercaya, corak itu sangat disukai Nyai Roro Kidul.
Nah, konon aturan-aturan itu sangat perlu diperhatikan saat ingin mendaki ke Gunung Lawu yang kita kenal sebagai salah satu gunung terangker di Indonesia. Terlepas dari semua itu benar atau tidak, sudah banyak kejadian, pendaki yang berani melanggar, mereka kesurupan atau mengalami kesialan saat pendakian.
Baca Juga: Diminta Warga Sidak ke Lapangan Soal Gas 3 Kg, Begini Kata Pertamina
Terlepas apakah hal ini hanya sekedar mitos atau benar adanya, bagi Nyai Sampur tidak ada salahnya menjunjung tinggi kearifan lokal dan menaatinya, demi keselamatan bersama. Salam damai semesta.
Penulis: Nyai Sampur