Jakarta, Klikanggaran.com-- Soe Hok Gie adalah seorang aktivis keturunan Tionghoa yang lahir pada tanggal 17 Desember 1942 di saat perang Asia Timur Raya sedang berkecamuk.
Soe Hok Gie adalah aktivitis yang memiliki idealisme tinggi terhadap keadilan dan kemanusiaan.
Komitmen Soe Hok Gie memperjuangkan keadilan tidak bisa diragukan.
Kisah hidup Soe Hok Gie diangkat ke layar lebar oleh Mira Lesmana (produser) dan Riri Reza (sutradara), dengan judul "Gie".
Baca Juga: Terkait Legal Standing, LPPHI Sudah Perlihatkan Seluruh Dokumentasi Sejak 2018 ke Majelis Hakim
Sebagai apresiasi, PMII Rayon Rawamangun Komisariat UNJ mengadakan nonton bareng dan diskusi filmnya, pada Minggu (3/10/2021).
Film "Gie" ini berdurasi 127 menit, dan merupakan adaptasi dari buku “Catatan Seorang Demonstran”, buku harian Soe Hok Gie, yang diterbitkan setelah kematiannya.
Film yang rilis di tahun 2006 ini telah banyak menginspirasi mahasiswa dalam melakukan pergerakan, tak terkecuali organ-organ mahasiswa, misalnya PMII.
Baca Juga: Atas Rencana Bupati Bantul Mendirikan BLK, Kemnaker menyampaikan Respons Positif
Walaupun latar belakang Soe Hok Gie berbeda, paling tidak kisah kehidupannya dan perjuangannya dapat diambil sebagai pembelajaran.
Bagi kalangan mahasiswa, Gie adalah sebuah simbol dari gerakan mahasiswa Indonesia saat mengkritisi rezim Soekarno atas kesewelangan kepemimpinan Bung Karno ketika memasuki era demokrasi terpimpin.
Walaupun film Gie bergenre sejarah, sisi-sisi romantisme dari beberapa adegan tidak membuat penonton merasa bosan dan jenuh.
Adalah Ketua Pengurus Rayon Rawamangun, Kizlar Mohammad Agha yang memiliki kesan mendalam terhadap sosok Soe Hok Gie.
Baca Juga: Kalahkan Pesebaya, PSIS Perpanjang Rekor. Bhayangkara FC Kokoh Dipuncak Klasemen