Lagi-lagi Jokowi Kecewa dengan Kinerja  Kementerian dan Lembaga. Kenapa?

photo author
- Selasa, 4 Agustus 2020 | 14:35 WIB
IMG_20200804_142234
IMG_20200804_142234

Oleh sebab itu, pada kesempatan yang baik ini saya ingin agar yang namanya protokol kesehatan, perubahan perilaku di masyarakat betul-betul menjadi perhatian kita. Saya ingin fokus saja, seperti yang saya sampaikan yang lalu, mungkin dalam dua minggu ini kita fokus kampanye mengenai pakai masker. Nanti minggu..., dua minggu berikut kampanye mengenai jaga jarak atau cuci tangan, misalnya. Dua minggu berikut tadi tidak dicampur langsung urusan cuci tangan, urusan jaga jarak, urusan tidak berkerumun, pakai masker. Kalau barengan itu mungkin untuk (masyarakat) menengah-atas itu bisa ditangkap secara cepat, tapi (masyarakat) yang di bawah ini yang menurut saya memerlukan satu per satu.


Dan saya ingin ini melibatkan PKK, kita coba PKK. Nanti istri Mendagri ini yang nanti..., saya enggak tahu, tapi kalau ibu-ibu nanti khawatir mengenai masalah COVID-19, ya mungkin kita rem. Tapi kalau ibu-ibu siap, saya kira PKK ini juga sangat efektif untuk door-to-door urusan masker. Urusan perubahan perilaku ini betul-betul harus kita lakukan dengan komunikasi, mungkin di TV dan di medsos dan lain-lain secara masif dalam dua minggu ini dengan cara-cara yang berbeda.


Yang kedua, yang berkaitan dengan menyeimbangkan rem dan gas di kuartal ketiga, ini urusan ekonomi, yang berkaitan dengan konsumsi rumah tangga, yang berkaitan dengan daya beli masyarakat. Saya melihat memang urusan realisasi anggaran ini memang masih sangat minim sekali. Sekali lagi, dari Rp695 triliun stimulus untuk penanganan COVID-19, Rp695 triliun, baru 20 persen yang terealisasi, Rp141 triliun yang terealisasi, baru 20 persen, sekali lagi, masih kecil sekali, kecil sekali.


Penyerapan yang paling gede itu ada di perlindungan sosial, 39 persen, kemudian program UMKM 25 persen, hati-hati ini. Yang belum ada DIPA-nya saja masih gede banget, mungkin 40 persen-an belum ada DIPA. DIPA saja belum ada, gimana mau realisasi? Artinya apa? Di kementerian-kementerian, di lembaga ini aura krisisnya belum..., betul-betul belum, ya belum.


Masih sekali lagi, kejebak pada pekerjaan harian, enggak tahu prioritas yang harus dikerjakan. Oleh sebab itu, saya minta ini, Pak Ketua, urusan ini didetailkan satu per satu dari menteri-menteri yang terkait. Sehingga manajemen krisis ini kelihatan lincah, cepat, troubleshooting, smart-shortcut, dan hasilnya betul-betul efektif, kita butuh kecepatan.


Saya rasa itu sebagai pengantar yang bisa saya sampaikan.


Terima kasih.


Sumber: cnbc Indonesia


Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nisa Muslimah

Tags

Rekomendasi

Terkini

X