Tapi pandangan tersebut dinilai cacat dan mengada-ada. Mengapa? Karena bagaimana pun progressnya, publik perlu menilai dan menjadi perbandingan edukatif dari versi awal ke versi akhir, sehingga perubahan pun bisa dipantau.
Rakyat tidak boleh mendapatkan hanya produk final. Rakyat Jakarta perlu tahu perubahan-perubahan yang ada dan dinamika dalam pembuatan anggaran. Agar apa? Agar rakyat sekali lagi bisa menilai, perubahan macam apa yang terjadi.
Lantas bagaimana solusinya? Sepertinya solusinya cukup sederhana. Solusinya adalah membuka kembali apa yang sudah dibuat oleh gubernur sebelumnya. Mengaktifkan kembali e-APBD dan e-Budgeting yang sudah dijalankan oleh pemimpin sebelumnya.
Jokowi Ahok dan Djarot, trisula satu periode itu, sudah membangun banyak. Sebenarnya Anies bisa menggunakan dan menikmati hasil mereka. Tapi entah mengapa, otaknya diisi apa sehingga dia tidak melakukannya. Sungguh disayangkan sekali, saudara-saudara.
Akhir kata, sayangilah gubernurmu, seperti engkau menyayangi dirimu sendiri. Ea. Apakah orang ini bisa dituntut? Secara hukum ya tidak bisa. Tapi secara tuntutan rakyat, masih bisa. Asal doi sadar ya. Begitulah sayang-sayang.
Ref: Taufik Gonda - Pengamat Kebijakan Publik