kebijakan

Bos BGN Akui 48 Persen Kasus Keracunan Nasional Berasal dari Program MBG, Janji Sinkronkan Data dengan Kemenkes

Rabu, 12 November 2025 | 17:35 WIB
BGN ungkap MBG sumbang 48 persen kasus keracunan di Indonesia. ((Instagram/badangizinasional.ri))

“Dari kajian Kemenkes, banyak kejadian keracunan pangan di Indonesia, 50 persen disebabkan oleh cemaran E.coli yang disebabkan oleh air,” ucapnya.

Baca Juga: Inilah Alasan Anthony Ginting Absen di Australia Open 2025, PBSI Hormati Keputusan Demi Keluarga

“Maka, seluruh SPPG sekarang diminta menggunakan air untuk masak yang tersertifikasi, baik air dalam kemasan maupun air isi ulang tapi memiliki peralatan yang bisa mensterilkan air tersebut,” imbuhnya.

Prabowo: Kasus Keracunan Masih dalam Batas Wajar

Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menyoroti kasus keracunan MBG yang sempat marak di beberapa daerah. Namun, ia menilai insiden tersebut masih dalam batas toleransi mengingat skala besar program yang dijalankan.

“Ada beberapa ribu yang keracunan makan, sakit perut tetapi kalau diambil statistik, 8 ribu dari 1 miliar (porsi) masih dalam koridor eror yang manusiawi,” kata Prabowo saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara pada 20 Oktober 2025 lalu.

“Kalau tidak salah, katakanlah angka yang sakit itu sekitar 0,0007 persen yang berarti 99,9 persen berhasil,” tambahnya disambut tepuk tangan para pejabat yang hadir.

Baca Juga: Ketua DIKPI Dedy Tabrani Ajak Masyarakat Pahami Konsep Self Policing di Keluarga: “Jaga Diri Sendiri Sebelum Ada Polisi”

Prabowo menekankan perlunya prosedur ketat agar pelaksanaan MBG ke depan bisa semakin baik dan bebas dari penyimpangan.

“Jadi, saya kira dalam sepanjang usaha manusia hampir tidak ada yang dilaksanakan tanpa satu tahun dengan volume yang demikian besar yang zero error, zero defect, sangat sulit walaupun kita tidak boleh menerima,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa keberhasilan MBG menjadi perhatian dunia internasional.

“Prestasi yang dipantau banyak negara, yang saya tahu Presiden Brasil memberi tahu saya mereka butuh 11 tahun untuk mencapai 40 juta, kita Alhamdulillah dalam satu tahun mencapai 36 juta,” pungkasnya.**

Halaman:

Tags

Terkini