Ketua Banggar DPR Usulkan Kantin Sekolah Jadi Dapur MBG, Soroti Beban Berat SPPG hingga Kasus Keracunan Massal Siswa

photo author
- Selasa, 30 September 2025 | 05:58 WIB
Ketua Banggar DPR, Said Abdullah usul rehabilitasi kantin jadi dapur MBG.  ((instagram/mh_said_abdullah))
Ketua Banggar DPR, Said Abdullah usul rehabilitasi kantin jadi dapur MBG. ((instagram/mh_said_abdullah))

(KLIKANGGARAN) – Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah, menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) perlu dievaluasi menyeluruh.

Menurutnya, insiden keracunan massal yang menimpa ribuan siswa belakangan ini harus menjadi pelajaran agar pelaksanaan program prioritas Presiden Prabowo Subianto berjalan lebih baik.

Said mengusulkan agar fasilitas kantin sekolah diperbaiki dan dialihfungsikan menjadi dapur MBG. Dengan begitu, setiap dapur hanya melayani kebutuhan gizi siswa di sekolah masing-masing, bukan ribuan porsi lintas wilayah.

Baca Juga: Inilah Alasan MK Tolak Wajib Sarjana, Syarat Pendidikan Capres hingga Cakada Tetap Minimal SMA sesuai Putusan Terbaru

Kantin Sekolah Jadi Dapur

“Bebannya terlalu berat kalau 3.000 (porsi), diselesaikan saja 1.000 (porsi) atau pemerintah dalam hal ini mengambil posisi yang ekstrem, langsung dapur MBG di sekolah-sekolah,” ujar Said kepada wartawan di Kompleks Parlemen pada Senin, 29 September 2025.

Politisi PDI Perjuangan itu menilai, langkah ini bisa meringankan beban Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang selama ini harus menyiapkan hingga 3.000 porsi per hari.

“Sehingga kantin sekolah direhab, diperbaiki, kemudian bagaimana dicek sanitasinya, dan cakupannya hanya di sekolah itu saja. Itu akan lebih luar biasa,” jelasnya.

Baca Juga: Inilah Pertimbangan Hukum MK Batalkan UU Tapera: Iuran Wajib Dihapus, Tabungan Perumahan Kini Kembali Jadi Sukarela

Evaluasi Pascakeracunan

Said menekankan pentingnya evaluasi karena ada sekitar 5.620 siswa yang menjadi korban keracunan makanan MBG di sejumlah daerah.

Pemeriksaan menemukan makanan terkontaminasi bakteri akibat proses pengolahan tidak higienis hingga bahan pangan tidak segar.

“Muncul isu bagaimana tentang anggarannya, saya berpendapat kalau memang harus dievaluasi secara menyeluruh silakan evaluasi,” tutur Said.

Baca Juga: Uya Kuya Kenang Rumah yang Dijarah Oknum Demo: Barang Anak Hilang, Luka Hati Lebih Berat dari Kehilangan Harta

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: Liputan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X