KLIKANGGARAN - Jeritan mistis terdengar dari kejauhan. Angin bertiup kering, menuntun langkah tertatihku di sepanjang jalanan sempit. Jalan kecil itu seperti lorong, di sepanjang sisi kanan dan kiri ditumbuhi tanaman rambat. Mereka berpegangan erat seperti membuat pagar untukku.
Aku tak peduli dan terus berjalan hampir berlari menerobos pekatnya malam. Jeritan mistis itu terdengar lagi dan aku mengenalnya. Ya, suara itu milik Besari sahabatku. Maka tak kuhiraukan rasa takut, kupaksa kakiku melangkah kian cepat.
Sampai di ujung jalan aku bertemu tanah lapang. Tak terdengar lagi jeritan mistis Besari, tersisa desir angin halus. Setelah menajamkan penglihatan baru kusadari yang terhampar di depanku adalah tanah pemakaman. Langkahku spontan terhenti, mataku liar mencari.
Aku tak menemukan Besari. Dari sisi sebelah kanan ada sesuatu bergerak. Perlahan kuputar kepala dan menajamkan mata ke arah suara itu, berharap Besari ada di sana. Tapi, tak ada siapa-siapa.
“Ari…,” panggilku hampir berbisik, tak ada sahutan.
Pada detik yang sama kurasakan sepasang tangan menarik lenganku dengan kuat. Kuku-kuku tajam terasa menghunjam ke kulit, perihnya tak terkira. Sebelum pulih kesadaran, kudapati kedua lenganku sudah terikat ke belakang. Tentu saja aku meronta dengan kuat, dan tanpa hasil.
“Mau ke mana kamu?” tanya sebuah suara.
Aku ingin berteriak meminta pertolongan, tapi tak ada suara keluar dari bibirku yang bergetar hebat. Leherku terasa perih, sesak, sebab sepasang tangan melingkar erat di sana. Ya, ada yang mencekikku dari belakang!
“Di sini hanya ada banyak mayat, kamu mau minta tolong siapa!” bentak seseorang di belakangku, lalu terdengar tawa seram dan panjang.
“Jangankan menolong Besari, kamu tak akan bisa menolong dirimu sendiri!” sahut suara lain, diikuti dua sosok menyeramkan menerkam ke arahku.
Mereka menarikku, seperti ingin memasukkan aku ke dalam sebuah lubang galian. Baru kusadari, sekarang aku berdiri di depan sebuah liang lahat. Sosok-sosok menyeramkan itu bahu-membahu menarikku dan berusaha mendorong ke dalamnya. Kuku panjang mereka mencakar dan menggores kulit lengan pun leherku. Sakitnya luar biasa, takutnya luar biasa.
Baca Juga: Presiden Joko Widodo Ucapkan Selamat Hari Ibu, Tapi Nahyan yang Trending di Twitter, Kenapa?
Artikel Terkait
Cerita Mistis di Balik Gedung Tinggi, Siksaan Pasang Susuk dan Terkena Santet
Cerita Mistis dari Dieng, Suara Denting Sendok dan Cangkir
Cerita Mistis Malam Jumat: Ibuku Ternyata Pocong!
Cerita Mistis Malam Jumat: Penyanyi Cafe Itu Dijaga Ibu Gaib
Kisah Mistis Besari, Perempuan Berperut Balon