Masya Allah, Inspiratif Nih, Sembilan Sekolah Gratis Didirikan Anak Penjual Cuanki!

KLIKANGGARAN-- Banyak sekali di sekitar kita sosok inspiratif yang mampu membuat perubahan.

Sosok-sosok inspiratif itu melakukan sesuatu yang berarti demgan penuh ketulusan.

Menjadi inspiratif sebenarnya bisa dilakukan siapa saja, dari semua golongan masyarakat.

Salah satu cara untuk bisa menjadi inspiratif adalah dengan menolong sesama dengan cara yang kemudian dapat bermanfaat bagi orang lain.

Baca Juga: Pekerjaan Jalan Dabuk Rejo-Batas OKUT Berpotensi Rugikan Negara Rp1,8 M

Seperti kisah sosok inspiratif Isop Sopiah, anak penjual cuangki yang mendirikan sekolah gratis alias tanpa imbalan sepeser pun, masya Allah.

Dikutip dari detik.com dengan artikel berjudul "Keren Pisan! Anak Penjual Cuanki di Garut Dirikan Sekolah Gratis", Isop Sopiah (28), asal Kecamatan Pasirwangi, Garut mendirikan lembaga pendidikan di pelosok daerah, dia ingin masyarakat miskin bisa sekolah layak.

Isop gelisah ketika dia melihat fenomena masyarakat miskin tak bisa memilih sekolah dengan leluasa, berbeda dengan orang kaya.

"Awalnya demikian, masih banyak anak yang putus kuliah karena biaya. Padahal jelas mereka adalah generasi tahap belajar yang harus selalu dibelajarkan," kata Isop.

Baca Juga: Pura-Pura Dibegal, Pria Ini Diamankan Polisi, Terancam 7 Tahun Penjara

"Saya juga berangkat dari keluarga yang kurang mampu. Perjuangan saya rasakan ketika SMA dan kuliah, itu benar-benar berjuang untuk bisa bertahan. Sejak lulus saya berikrar untuk membantu anak yang senasib dengan saya," imbuh Isop.

Isop Sopiah lahir dari keluarga sederhana dan bermukim di kawasan Kampung Nagrog, Desa Sarimukti, Kecamatan Pasirwangi dan ayahnya seorang penjual cuanki yang berdagang di Bekasi.

Isop merangkul masyarakat setempat. Sejumlah guru juga dihadirkan dari tengah-tengah masyarakat tersebut. Guru yang dipilihnya memiliki basic pendidikan guru dan memiliki pengetahuan yang mempuni.

Di awal-awal, Isop dan yayasan mengaku sering gonta-ganti guru sebab ketidakmampuan mereka untuk menggaji guru-guru itu.