Malam itu, saya yang memang mencintai aroma serbuk cendana sangat nyaman duduk di pesisir pantai. Saya pun berpikir, besok mau lanjut melihat Parang Wedang, tempat pembersihan diri dengan sumber air panas, yang dipercaya ada restu Sang Ratu Pantai Selatan di sana.
Esoknya di Sumber Air Panas Parang Wedang Projo Taman Sari
Baca Juga: Perancis Terbuka 2021: Lima Pemain Indonesia Maju ke Babak Kedua, Pemain Lainnya Menyusul
Permandian air panas yang ada di daerah Bantul, tidak jauh dari Pantai Parangtritis dan Parangkusumo ini, masih banyak peminatnya. Sumber air panas ini pun menyimpan banyak cerita mistis dan sejarah.
Menurut beberapa sumber, air panas ini muncul saat pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VI. Seperti yang saya dengar dari ibu pemilik warung kopi sekaligus penjaga tiket di sana.
Saat Sri Sultan akan menuju pesanggrahan Bale Kencur, beliau ingin mandi air panas, tetapi tidak ada air panas yang tersedia, lalu tiba-tiba air panas muncul di sana.
Baca Juga: Babak Baru Ayu Ting Ting Vs KD, Pasal UU ITE Digunakan. Ayu Minta Doa Kasunya Lancar
Mitos pun semakin berkembang bahwa sumber air panas itu dipercaya ada karena restu dari Kanjeng Ratu Pantai Selatan. Konon juga, air panas di sana bisa menyembuhkan berbagai penyakit.
Ada sesajian bunga dan dupa yang harus mereka haturkan saat akan memohon berkah ataupun akan membersihkan diri di sana. Uniknya, saat saya ke sana, ada yang berpakaian layaknya sang Penguasa Laut Selatan. Tentu saja, lengkap dengan hiasan mahkota di kepala dan rangkaian melati di rambutnya.
Dia masih muda dan cantik. Beberapa orang di belakangnya membawakan ubo rampe untuk persembahan kepada sang ratu.
Baca Juga: KPK Ingatkan Aziz Syamsuddin Ada Konsekuensi Hukum Jika Berikan Kesaksian Palsu
Lagi-lagi, saat saya bertanya pada beberapa pengunjung yang kebetulan duduk mengantre untuk membersihkan diri, ternyata tidak semua sakit. Kebanyakan dari mereka hanya mengharapkan ketenangan batin. Sedangkan yang berpakaian layaknya sang ratu, itu karena dia merasa, dirinya adalah titisan sang Penguasa Pantai Selatan itu.
Kesimpulan yang saya ambil dari semalaman saya duduk di pantai Parangkusumo hingga pagi, bisa saya lihat di permandian Parang Wedang. Banyak sekali hati yang lelah di sana, batin yang terasa kosong hingga manusia terus mencari dan mencari kedamaian dengan cara mereka sendiri.
Yang bagi saya sendiri, sebenarnya itu hanya ada dan bisa kita gali dalam diri kita sendiri, dari dalam dan bukan mencari di luar diri. Damai akan tumbuh menjadi bibit baru dalam jiwa saat kita bisa menerima diri sendiri seutuhnya dengan rasa syukur yang dalam.
Baca Juga: PUISI: Sumpah, Aku Pemuda
Artikel Terkait
Cerita Mistis dan Teror Rumah Angker di Lereng Lawu Bagian Satu
Cerita Mistis dan Teror Rumah Angker di Lereng Lawu Bagian Dua
Cerita Mistis dan Teror Rumah Angker di Lereng Lawu Bagian Tiga
Cerita Mistis Makam Keramat Murid Pangeran Diponegoro di Sleman