KLIKANGGARAN--Tak kenal, maka tak sayang. Begitu pepatah lama berbunyi. Seolah-olah menjadi rumus dalam hidup, bahwa jika ingin menyayangi sesuatu atau seseorang, kita harus mengenali sifat-sifatnya. Termasuk jika ingin mengenali Rasulullah, maka kita harus mempelajari sosoknya.
Seorang muslim sudah sepantasnya meneladani sifat-sifat Rasulullah, menjadikan beliau sebagai contoh dalam menjalani kehidupan di dunia. Sebab, sungguh dan benar, dalam diri Muhammad Saw terdapat kepribadian (akhlak) yang mulia.
Apa saja sifat-sifat Rasulullah yang patut kita jadikan pegangan dalam hidup? Mari kita simak penjelasan berikut.
Pertama, amanah. Rasulullah mendapat gelar Al Amin, yang berarti dapat dipercaya. Tidak hanya untuk urusan berdagang, bahkan di segala urusan, Rasulullah kerap mendapat mandat untuk menyelesaikannya.
Baca Juga: Rekomendasi DPRD Sumsel Temuan Awal Dugaan Korupsi di Pemprov Sumsel
Kedua, shidiq. Ialah benar, jujur, atas segala hal yang disampaikan kepada orang lain. Tiada orang lain meragukan kejujuran beliau.
Ketiga, fatonah atau cerdas. Dalam hal apa? Tak lain adalah dalam berpikir dan mengelola segala yang muncul sebagai persoalan hidup.
Selain tiga sifat di atas, Rasulullah juga bersifat tabligh, yaitu menyampaikan sesuatu (berupa petunjuk-petunjuk dari Allah Swt) kepada orang lain (dakwah).
Sifat-sifat lainnya antara lain teguh pendirian, giat bekerja, adil, menjadi pelindung bagi yang lemah, dermawan, penyabar, sederhana (bersahaja dalam penampilan), teladan, santun dalam bicara, serta sopan dalam berperilaku.
Baca Juga: Jenazah Vanessa Angel dan Bibi Ardiansyah Dikuburkan dalam Satu Liang Lahat, Yuk Kaji Hukum Islamnya
Selain itu, Rasulullah juga merupakan diplomat ulung. Beliau pandai bernegosiasi, faktor utama untuk berdiplomasi. Beliau mengutamakan komunikasi untuk mencapai kata sepakat dan mufakat demi kebaikan umat yang rahmatan lil alamin.
Dalam sejarah beliau berdakwah, tentu terdapat catatan-catatan pengecualian. Apabila terjadi pelanggaran kesepakatan negosiasi, beliau mengingatkan pihak lawan bahwa telah terjadi sesuatu yang tidak sesuai perjanjian. Jika masih terjadi pelanggaran dari pihak lawan, beliau akan bertindak tegas membatalkan perjanjian. Langkah sepihak patut diambil, apa pun risikonya, sekalipun itu adalah tindakan mengangkat senjata alias perang.
Perlu kita ketahui, Rasulullah Saw juga merupakan seorang panglima perang yang handal. Ahli strategi dan taktik yang cerdas, cermat, serta teliti dalam menganalisis keadaan. Ditambah, sahabat dan para pengikutnya juga cerdas-cerdas. Dengan demikian, segalanya dapat diperhitungkan sesuai nalar.
Mungkin kita sempat berpikir, dari mana kiranya Rasulullah mendapat segala ilmu? Apabila beliau sekolah, siapa guru atau pengajarnya? Ternyata, proses awal pengajaran dimulai dari Jibril, malaikat yang diutus Allah Swt untuk untuk mengajari beliau melalui QS AL-‘ALAQ.