fiksi

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB
Ilustrasi (Pixabay/dimitrisvetsikas1969)

“Dengar-dengar, ada yang melihat bayangan besar di bawah air beberapa hari ini,” salah seorang nelayan berkata. “Ada yang bilang itu monster, ada yang bilang itu siluman yang menjaga laut.”

Mirwa terkejut mendengar percakapan itu. Ia merasa ada hubungan antara cerita ini dan apa yang dikatakan kakek di gua. Dengan tekad bulat, Mirwa memutuskan untuk kembali menemui kakek tersebut, untuk menggali lebih dalam tentang makhluk yang ia maksud.

Setelah berjalan melewati pantai yang sunyi, Mirwa sampai di gua tempat sang kakek tinggal. Kali ini, dia tidak kedinginan seperti kemarin. Sebuah perasaan aneh, campuran antara keinginan dan ketakutan, menguasai dirinya. Ia mulai melangkah masuk dan menyusuri keberadaan sang kakek.

Di dalam gua, kakek itu sedang duduk di sudut ruangan yang sama seperti kemarin. Ketika Mirwa masuk, kakek melihatnya dengan senyuman yang hangat.

“Ah, kamu kembali,” kata kakek dengan suara serak. “Apa yang membawamu ke sini lagi, Nak?”

Mirwa menghela nafas dan mulai bercerita, "Kakek, aku mendengar orang-orang berbicara tentang makhluk yang ada di dasar laut. Mereka bilang itu monster atau siluman yang bersembunyi. Aku ingin tahu lebih banyak, apakah itu benar?"

Kakek itu teringat sejenak, matanya menjadi sayu seolah mengenang sesuatu yang sangat dalam. Lalu, dia mengangguk pelan.

"Makhluk itu memang nyata, Mirwa," jawabnya. "Namun, bukan monster seperti yang kamu bayangkan. Ia adalah penjaga laut, dan juga sebuah rahasia yang tersembunyi di dasar samudra."

Kakek itu kemudian bercerita lebih lanjut. "Dulu, ada sebuah kerajaan kuno di bawah laut yang dipenuhi oleh makhluk-makhluk yang luar biasa. Namun, suatu hari kerajaan itu hancur karena kelangsungan hidup manusia yang mengeksploitasi laut tanpa rasa hormat. Makhluk yang kamu dengar itu adalah salah satu penjaga yang masih tersisa, sebuah makhluk yang ditugaskan untuk menjaga keseimbangan alam laut dan menjaga rahasia yang terkubur di dalamnya.”

Mirwa terkejut. “Jadi, makhluk itu bukanlah musuh kita? Kenapa dia memanggil namaku?”

Kakek itu tersenyum dengan senyum penuh arti. "Makhluk itu mungkin merasa terhubung denganmu, Mirwa. Bisa jadi karena darahmu, bisa jadi karena ada sesuatu yang lebih besar yang menantimu. Tapi persahabatan, meskipun dia bukan musuh, kamu harus hati-hati. Ada bahaya yang mengintai di balik misteri ini."

Mirwa merasa semakin bingung, tetapi hatinya dipenuhi rasa ingin tahu yang semakin besar. "Apa yang harus aku lakukan, Kakek? Apa yang aku cari di laut itu?"

Kakek itu menatap Mirwa dalam-dalam. "Yang kamu cari, Nak, hanya bisa kamu temukan dengan keberanian dan hati yang murni. Makhluk itu hanya akan muncul ketika waktu yang tepat. Tapi persahabatan, jangan pernah datang dengan niat buruk. Laut itu sangat kuat dan bisa menghukum siapa pun yang berniat jahat.”

Mirwa mengangguk pelan, masih merasa terombang-ambing antara rasa takut dan rasa ingin tahu. Ia berpamitan dengan kakek itu dan berjalan keluar dari gua, tetapi kali ini, ia merasa bahwa jalan pulang terasa lebih berat dari sebelumnya.

Malam itu, ia duduk di pantai, menatap bintang-bintang yang gemerlap di langit. Angin laut berhembus lembut, membawa aroma asin yang menyegarkan. Di dalam hati, Mirwa tahu bahwa dia tidak bisa menghindari takdirnya. Ada sesuatu yang lebih besar dari dirinya yang menanti untuk ditemukan di kedalaman laut.

Halaman:

Tags

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB