KLIKANGGARAN -- Di sebuah daerah pegunungan tinggi berdirilah sebuah kerajaan yang megah, di mana bulan selalu bersinar terang, dan kicauan burung selalu menjadi musik yang menenangi, hiduplah seorang putri bernama Elena Valleta. Rambutnya sehitam malam, matanya sehijau pepohonan dataran tinggi,dan kulitnya seputih salju. Elena bebrbeda dari putri yang lain. Ia lebih suka menjelajahi hutan belantara di belakang istana daripada menghadiri pesta dansa dan acara sebagainya.
Hutan belantara itu gelap dan penuh dengan misteri serta makhluk-makhluk aneh. Ada pohon-pohon yang bisa berjalan dan berbicara, bunga yang mengeluarkan cahaya melebihi bulan, dan sungai yang mengalirkan air berwarna merah keemasan. Elena sering menghabiskan waktu di sana, membaca buku sambil berbicara dengan hewan-hewan dan makhluk-makhluk di sana. Namun, waktu terasa berhenti di sana, walaupun Elena sudah menghabiskan waktu berjam-jam di dalam hutan saat ia kembali ke istana ia hanya menghilang selama lima menit.
Suatu malam, ketika bulan sedang purnama dan bintang memenuhi langit, Elena menemukan sebuah gua yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Karena rasa penasaran yang tinggi, Elena masuk ke dalam gua tersebut ditemani Pinpo, seekor kuda poni yang bisa mengluarkan cahaya terang tetapi, tidak seterang cahaya bulan. Saat berada di tengah gua, sayup-sayup Elena mendengar suara api unggun dari salah satu lorong gua.
Ia pun memelankan jalannya agar tidak mengganggu sosok yang membuat api unggun tersebut, bahkan Pinpo sudah meredupkan cahaya yang dikeluarkannya. Saat sudah berada di ujung lorong dekat api unggun dinyalakan, Elena melihat seorang remaja laki-laki sepantarannya sedang duduk di sebuah kursi goyang sambil membaca buku, laki-laki itu duduk membelakangi tempat Elena bersembunyi sehingga ia tidak dapat melihat wajah laki-laki itu. “Mengapa kau bersembunyi seperti itu Elena, bukankah kau sangat pemberani? Di saat putri-putri lain sibuk menghadiri pesta dansa atau bahkan membeli banyak perhiasan mewah agar terlihat anggun, kau malah menghabiskan banyak waktu di hutan belantara ini.”
Elena terkejut karena laki-laki itu mengetahui namanya bahkan sifatnya, padahal ia belum mengatakan satu kata pun dan belum menampakkan diri di dadapan laki-laki itu.
Melihat Elena yang diam saja, laki-laki itu melanjutkan perkataannya. “Namaku Kael. Jangan takut, aku juga manusia sama sepertimu hanya saja aku lebih dulu menemukan hutan ini dan memilih menetap di gua ini”.
Kael bangun dari duduknya dan menghampiri Elena. Elena merasa was-was karena pergerakannya.
Kael laki-laki dengan tubuh tinggi menjulang bagai pohon pinus di tengah hutan. Bahunya lebar disertai otot-otot yang terbentuk sempurna, tetapi tidak terlalu besar. Wajahnya tampan dengan mata sebiru permata yang bersinar tajam dan hidung macung serta rahang tegas. Kulitnya tidak seputih Elena, tetapi tetap memberikan kesan maskulin yang kuat. Kini, Kael sudah berdiri di hadapannya sehingga Elena kikuk dibuatnya.
Karena keramahan Kael, kini Elena sudah duduk di salah satu bangku dekat api unggun sambil berbincang dengan Kael, bahkan Pinpo sudah terlelap di dekatnya. Saat sedang berbincang dengan Kael, mata Elena menangkap sebuah peti harta karun yang diletakkan di samping kursi goyang milik Kael, ia pun penasaran. “Kael, apa isi peti harta karun di sampingmu itu?” tanyanya.
Kael pun menjelaskan bahwa peti itu berisi buku-buku kuno yang ia temukan di dalam gua. Buku-buku itu berisi tentang sejarah kerajaan dan ramalan kuno beberapa istana, termasuk istana yang Elena tempati. Karena penasaran, Elena meminta izin kepada Kael untuk membawanya ke istana.
Namun, Kael tidak mengizinkan Elena membawa pulang buku-buku tersebut ke istana, tetapi boleh membacanya di gua ini, Elena pun setuju. Karena sudah larut malam, Elena kembali ke istana diantar Pinpo dan Kael. Mereka berjanji akan bertemu di gua esok hari untuk membaca dan mempelajari buku-buku kuno tersebut.
Keesokan harinya, saat Elena sedang membaca buku sejarah kerajaannya di gua yang Kael tempati, ia menemukan sebuah ramalan kuno yang menyebutkan bahwa akan datang masa ketika kerajaan dilanda kegelapan dan hanya seorang putri dan temannya yang keduanya memiliki hati sejernih air serta kekuatan baik yang dapat menyelamatkan kerajaan.
Karena ramalan itu, Elena ingin menyelamatkan kerajaannya bahkan Kael bersedia membantunya. Hari demi hari sudah mereka lewati, Elena dan Kael semakin akrab, mereka sangat giat mempelajari dan berlatih berbagai kekuatan dari buku-buku kuno bahkan karena kecerdasan keduanya, banyak kekuatan hebat yang sudah mereka kuasai.
Beberapa waktu kemudian, saat Elena dan Kael sedang berlatih kekuatan mereka melihat cahaya berwarna ungu gelap terbang cepat ke arah istana. Mereka pun bergegas mengikuti cahaya itu dengan kain penghalang milik Kael sehingga, mereka tidak kelihatan oleh makhluk apapun. Saat mereka sedang mengikuti cahaya itu, tiba-tiba saja cahaya itu berhenti dan berubah menjadi seorang pria dewasa dengan tubuh tinggi besar serta memakai pakaian mewah, tetapi tetap memberikan kesan mengerikan dan mencekam.