KLIKANGGARAN -- Sebelumnya, siapa yang sudah pernah membaca novel karya Zahrani Salsabila yang satu ini?
Novel ini sangat menarik untuk dibaca terutama untuk kalangan remaja. Dengan membaca novel ini kita dapat menggali feminisme liberal yang ada di dalam novel My Little Husband.
Feminisme Liberal adalah pandangan untuk menetapkan perempuan yang memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Dalam teori Marxisme perempuan sering kali dijadikan objek yang dimanfaatkan untuk kepentingan semata, tanpa diakui hak-hak kebebasan mereka sebagai individu.
Dalam novel ini menunjukkan bagaimana salah satu tokoh utama wanita yaitu Nazra, gigih untuk mendapatkan hak dan kebebasan nya secara penuh.
Nazra tidak mendapatkan kebebasan dalam hal memilih pasangan hidup nya. Dia dipaksa menikah dengan laki-laki bernama Narafka karena kesalahpahaman. Nazra dituduh melakukan yang tidak-tidak, yang melenceng dari norma agama.
Terlihat pada kutipan;
“Tidak ada penolakan, tidak ada interogasi, apalagi diskusi, kamu dengan perempuan ini harus menikah, terserah kalian telah benar-benar berzina atau hanya sekadar pacaran, berduaan dalam kamar. Papa akan segera mendiskusikan ini sama orang tua gadis itu. Malu, Narafka. Papa malu dengan sikap kamu seperti ini!“ (Hal 14)
Baik Nazra dan Narafka sudah menjelaskan kalau tidak terjadi apa-apa di antara mereka namun penjelasan mereka sama sekali tidak di dengarkan. Orang tua mereka tetap memaksa untuk menikahkan Nazra dan Narafka.
Selain, itu Nazra juga tidak mendapatkan hak nya sebagai seorang perempuan dan sebagai seorang istri. Nazra memang seorang istri, tetapi dia tidak bisa mendapatkan hati dan cinta suami nya. Nazra hanya dijadikan tempat untuk menyalurkan hasrat dari suami nya, Narafka.
Narafka sering menikmati tubuh istri nya tapi dia tidak bisa memberikan cinta untuk istri nya. Hal itu dikarenakan Narafka mencintai perempuan lain dan sudah berjanji tidak akan meninggalkan perempuan yang berhasil membuat nya tergila-gila.
Nazra pun marah, dia sudah menjalankan kewajiban nya sebagai seorang istri sebagaimana mestinya. Yang dia mau hanya satu, dia ingin dicintai oleh suami nya.
Penulis: Dwita Ratri Prastiwi (Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang)